BARRU,UJUNGJARI— Sikap pantang mundur harus ditunjukkan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Apalagi kalau hanya penyakit mulut dan kuku( PMK), Jembrana atau krisis pangan. Semua ini harus dihadapi dan tidak boleh ada yang mundur terhadap situasi apapun. Tetapi melakukan antisipasi, adaptasi dan pencegahan.
Semua yang terjadi akan ada hikmah dibaliknya sehingga tidak boleh ada yang mundur( Dont Stop). Innamal Usri Yusra. Fainnamal Usri Yusra. Isyarat ini disampaikan Allah melalui Al Qur’an. Bahkan di kitab Mathius juga ada himbauan untuk mendorong kita agar tidak mudah menyerah.
Orang Bugis Makassar itu pantang menyerah sebelum berhasil. Jadi kalau hanya penyakit lawan saja dengan melakukan hal-hal yang strategis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan ini diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo( SYL) saat melakukan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional untuk semua jenis ternak yang dipusatkan di Pusat Kesehatan Hewan( Puskeswan) di kelurahan Lalolang kecamatan Tanete Rilau kabupaten Barru, Sabtu(28/1).
Dalam pernyataan SYL sekaligus menantang Bupati Barru, Sekprov Sulsel Andi Aslam Patonangi yang mewakili Gubernur Sulsel, para Dirjen di Kementan untuk melakukan upaya antisipasi.
“Proses vaksinasi terhadap ternak merupakan langkah pemerintah untuk mencegah meluasnya penularan dan penyebaran penyakit ternak,” ujar SYL.
Sementara itu Bupati Barru Suardi Saleh dalam laporannya dihadap Mentan SYL menyampaikan terima kasih kepada Kementan atas penunjukan kabupaten Barru sebagai tempat Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional 2023.
Suardi menyatakan kabupaten Barru yang dikenal sebagai pusat pengembangan sapi Bali di Indonesia. Bahkan hal ini didukung dengan adanya MOU antara Pemkab dengan Kementan sebagai Pusat Pembibitan Sapi Bali melalui SK Kementerian Pertanian.
“Alhamdulillah pihak Pemkab telah menindaklanjuti MOU ini dengan menerbitkan Perda Nomor 2 tahun 2016 sehingga saat ini dari pembibitan tersebut telah dihasilkan populasi sapi sebanyak 61.012 ekor, kambing 6.200 dan kerbau 277 ekor,” kata Suardi.
Bupati dua periode ini juga menjelaskan bahwa dari keseluruhan populasi ternak( Sapi, kambing dan kerbau) di Barru sudah divaksin sebanyak 12.302 ekor artinya telah mencapai 86 persen dan ada 2.903 yang dilakukan penandaan atau capaian sekitar 98 persen.
Suardi menambahkan bahwa sejak PMK mewabah di Barru sejak 23 Agustus 2022 sempat menimbulkan keresahan masyarakat. “Khususnya para pemilik ternak. Ketika itu ada 5 sapi mati karena dugaan serangan PMK. Saat itu ada 1.604 sapi yang terindikasi kasus PMK,” ujarnya.
Pasca PMK lalu muncul lagi penyakit Jembrana menyerang ternak sapi di Barru, kata Suardi. Ternyata serangan Jembrana lebih parah karena ada sekitar 53 ekor sapi yang mati dan sebanyak 90 ekor yang dijual paksa.
Tetapi Alhamdulillah pada tanggal 26 januari 2023 kabupaten Barru dinyatan Zero PMK dan Jembrana. Meski begitu kita tidak boleh lengah dengan keadaan itu. Tetapi kita harus lebih waspada. “Makanya kami sebagai pemerintah daerah merasa bersyukur dengan penunjukkan kabupaten Barru sebagai Pusat Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK tingkat nasional, dan hari ini akan divaksin 100 ekor sapi,” pungkasnya.( Udi)