BARRU, UJUNGJARI— Ada satu nilai penting menurut Bupati Barru Suardi Saleh dari makna sesungguhnya ritual Mappalili untuk petani yakni agar wadah ini menjadi solusi untuk melahirkan kesepakatan dari hasil musyawarah. 

Hal ini diungkapkan Bupati Barru Suardi Saleh saat menghadiri prosesi memulai turun sawah atau Mappalili tingkat Kecamatan Balusu di Dusun Palie, Desa Madello, Kecamatan Balusu, Rabu (9/11)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mappalili atau palili adalah upacara adat pada  setiap memasuki musim tanam padi bagi  masyarakat Kecamatan Balusu dan Kabupaten Barru secara umum  yang masih setia mempertahankan tradisi tersebut.

Selain dihadiri langsung Bupati Barru. Acara mappalili tingkat Kecamatan Balusu ini juga  turut dihadiri, Wakil Ketua DPRD II AFK Majid, Kepala Dinas Pertanian,Para Asisten,Staf Ahli dan OPD, Kepala BPS Barru, Camat Balusu ,Kementerian Agama, Kapolsek dan Danramil , KUA Balusu Lurah dan Desa se Kecamatan Balusu,KTNA dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. 

Pelaksanaan Mappalilli tersebut juga ditandai Pencangkulan  perdana  oleh Bupati Barru dan Wakil Ketua II DPRD kemudian disusul Kadis Pertanian.

Bupati Barru Suardi Saleh dalam arahannya mengucapkan rasa syukur karena kegiatan Mappalili atau mulai turun sawah bisa dilaksanakan hari ini.

“Nilai terpenting dari Mappalili, yakni adanya kesepakatan dari hasil musyawarah kemudian diikuti para petani,” ujar Suardi.

Capaian produksi pertanian di Kabupaten Barru cukup menggembirakan bahkan hasil produktivitas padi termasuk tertinggi di Sulsel. “Namun capaian ini tidak harus membuat kita jumawa atau berpuas diri, sehingga kita harus terus berbuat demi peningkatan kesejahteraan masyarakat,”harap Suardi.

Ditambahkan Bupati dua priode ini, pemerintah melalui  Dinas Pertanian selalu siap  mendorong optimalisasi hasil pertanian.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Barru, Ahmad melaporkan bahwa Mappalili tingkat kecamatan Balusu untuk musim tanam 2022/2023 hari ini berjalan lancar.

Diakui Ahmad bahwa Kabupaten Barru saat ini menjadi daerah  pelopor IP 300 menuju IP 400  atau 4 kali tanam dan 3 x panen. Hal itu atas penegasan kementerian pertanian RI.

“Alhamdulillah ketua Kelompok Tani  Mattaropura dari Desa Binuang pada bulan Agustus telah  diundang ke Istana negara bertemu Jokowidodo menjadi kebanggaan petani di Barru dan semoga Kelompok Tani lain juga termotivasi prestasi tersebut,” pungkasnya( Udi)