BARRU, UJUNGJARI— Pihak Desa Manuba melalui Sekretaris Desanya, Hendra membeberkan jika  ternak sapi didesanya yang mati berjumlah 40 ekor. Hanya saja hasil pemeriksaan sampel dari Pihak Balai Besar Veteriner Maros membuktikan berdasarkan uji lab bahwa satu ekor saja yang dinyatakan positif terserang penyakit Jembrana.

Anehnya 39 sapi lainnya sampai sekarang belum diketahui, penyakit apa yang menyebabkan kematiannya.Bukan PMK, bukan juga Jembrana. Sejumlah pihak masih ragu memberikan jawaban penyakit apa yang menyebabkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk soal penyakit apa yang menyebabkan sapi tersebut mati. Sekdes Manuba, Hendra yang dihubungi hanya meminta hal ini ditanyakan langsung ke Dinas Pertanian. Sementara Kadis Pertanian Barru, Ahmad hanya merilis 1 ekor sapi mati karena Jembrana sesuai hasil pemeriksaan sampel dari Balai Besar Veteriner Maros dari 17 ekor sapi yang diambil sampelnya di dusun Alakkang desa Manuba kecamatan Mallisetasi.

Bahkan Kadis Pertanian Barru, Ahmad meminta media ini untuk menghubungi Kabid Keswan yang sementara melakukan cross chek data bersama beberapa unsur terkait.

“Nanti saya kirimkanki dinda no handphonennya Kabid Keswan untuk memproleh data dari lapangan,” ujar Ahmad.

Ironisnya lagi, sebelumnya Camat Mallusetasi H Nompo Nasruan yang dihubungi secara terpisah menyatakan dirinya belum mengetahui adanya puluhan sapi mati mendadak di dusun Alakkang.

” Saya ndi belum mengetahui hal itu karena belum menerima laporan. Nanti saya hubungi Ibu kades dulu,” ujarnya singkat dibalik gawainya.

Padahal awalnya pemilik ternak sapi di Barru khawatir dengan serangan penyakit Mulut dan Kaki( PMK). Kemudian saat ini justru muncul virus baru yang disebut-sebut bernama Jembrana. Beberapa sapi yang mati di desa Manuba kecamatan Mallusetasi sempat dicurigai  mati karena penyakit Jembrana.

Namun dari 24 sampel yang diambil Balai Besar Veteriner Maros di kecamatan Mallusetasi dengan rincian 17 ekor sapi yang diambil sampelnya di desa Manuba. Hanya satu sapi yang dinyatakan positif terserang penyakit Jembrana dan bukan PMK.

Sebelumnya melalui Sekretaris Desa Manuba, Hendra merilis data sementara kematian dan jual paksa sapi milik warga  di dusun Alakkang desa Manuba ada sekitar 40 ekor sapi yang mati karena penyakit dan 58 ekor dijual paksa sebelum mati.

:Kami belum bisa memastikan penyakit yang menyebabkan 40 sapi warga mati mendadak. Memang sudah diambil sampelnya pihak BBVET Maros. Tetapi untuk jenis penyakitnya silahkan konfirmasi ke Dinas Pertanian,” kata Hendra.

Kadis pertanian Barru, Ahmad yang dikonfirmasi Sabtu(5/10) kembali menambahkan penjelasan tentang situasi perkembangan penyakit ternak sapi di Barru. Sayang Kadis ini hanya  lebih fokus mengungkapkan upaya vaksinasi yang dilakukan instansi yang dipimpinnya dan terkesan menghindari penjelasan terkait puluhan sapi warga yang mati. 

Dari hasil pengambilan sampel dari Balai Besar Veteriner Maros sebanyak 24 sampel dari kecamatan Mallusetasi desa manuba 17 ekor sebanyak 1 ekor positif Jembrana yakni sapi milik Arifin selebihnya negatif. 

“Upaya yang kami lakukan sudah memberikan jadwal terkait vaksinasi PMK tertanggal 03 Oktober 2022 hanya 30 ekor yang siap divaksin,” ujar Ahmad

Sebenarnya para pemilik ternak sapi sudah dihimbau oleh Kepala Dusun untuk divaksin sapinya. kami juga telah memberikan desinfektan untuk dilakukan penyemprotan serta pemberian vitamin dan obat-obatan.

“Terkait vaksinasi PMK sampai hari ini jumlah yang divaksin 8.117 ekor dari target 11.300 ekor,” Pungkasnya. ( Udi)