GOWA, UJUNGJARI.COM — Lagi-lagi air membanjir di poros Lonjoboko-Malino, Dusun Tombongi, Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Dalam beberapa hari hujan mengguyur, poros jalan ini kembali digenangi air hingga setinggi betis orang dewasa. Seperti yang terjadi, Rabu (2/11) hari ini.

Karena air membanjir membuat kendaraan yang melintas baik roda empat maupun roda dua kesulitan. Banyak kendaraan motor maupun mobil utamanya kondisi body rendah, mogok. Sehingga warga sekitar ramai-ramai mendorong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kapolsek Parangloe AKP Mudatsir yang dikonfirmasi terkait rawannya kecelakaan terjerembab dalam lubang jalan yang tertutup air mengatakan, kondisi air banjir ini kerap terjadi jika kondisi curah hujan rutin dan tinggi.

“Iya kalau di poros jalanan ini memang setiap hujan pasti membanjir karena kondisi jalanan memang rendah dan air sungai kecil di sekitarnya meluap sehingga terbuang ke jalanan apalagi tidak ada saluran air. Kami sudah koordinasikan ke pemerintah setempat untuk dicarikan solusi. Sebagai pengamanan kami hanya mengimbau pengguna jalan untuk berhati-hati saja saat melintas. Tapi kondisi air ini tidak berlangsung lama sebab begitu hujan reda, airnya akan surut kembali, ” kata Kapolsek yang dihubungi via WhatsApp, Rabu sore.

Terpisah Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Gowa Rusli, yang dikonfirmasi mengatakan, terkait poros jalan ini adalah kewenangan Dinas PUPR Provinsi Sulsel.

Pihak Pemkab Gowa melalui Dinas PUPR Kabupaten Gowa telah melaporkan kondisi poros jalan tersebut beberapa waktu lalu dan sudah ditindaklanjuti oleh pihak provinsi namun kondisi ini tetap saja terjadi (banjir).

” Kami dari PUPR kabupaten sudah turun melihat dan mencari tahu apa penyebab utama air selalu menggenang di poros tersebut. Ternyata tidak ada saluran pembuangan. Dan pinggir jalanan tersebut sudah ditalut. Yang talut bukan PUPR Provinsi tapi pihak pemilik tanah sawah di lokasi tersebut. Pemilik tanah membangun talut sepanjang jalan sesuai panjang sawahnya dengan alasan agar sawahnya tidak kebanjiran. Pemilik tanah ini yang sulit diberi pengertian. Terkesan tidak mau mengerti penderitaan pengguna jalan yang kesulitan. Yang dipikirkan hanya kepentingan dirinya saja, ” jelas Rusli.

Dikatakan, pihak Dinas PUPR Gowa dan provinsi sudah berusaha melakukan pendekatan persuasif agar pemilik tanah bisa mengerti untuk dibongkar talutnya, namun menolak.

” Kami sangat berharap pemerintah kecamatan dan pemerintah desa setempat memberikan pengertian kepada warga pemilik tanah tersebut agar mau diatur. Karena jika talut itu tidak dibongkar maka setiap hujan pastilah banjir. Pernah kita tawarkan dibuat pembuangan gantung tapi ditolaknya juga padahal itu adalah solusi, ” kata Rusli.

Kondisi poros jalan ini memang letaknya berada di pinggir bukit-bukit sehingga air yang mengalir dari atas jatuhnya ke jalanan yang tidak ada pembuangannya. Ada sekitar 100 meter lebih jalan yang tergenang air, sehingga membuat pengendara dari arah Sungguminasa maupun dari arah Malino kewalahan melintas.

Sejumlah pengendara kendaraan mengeluh. Bahkan sampai mengeluh ke kantor pemberitaan media. ” Kami minta tolong agar pemerintah segera membenahi poros jalan di Parangloe itu. Kami sangat dirugikan kendaraan selalu kemasukan air dan mogok begini,” kata Dg Liwang salah seorang pengendara motor yang berkendara dari arah Malino menuju Sungguminasa. –