BARRU, UJUNGJARI— Sekretaris Kabupaten Barru, Dr.Abustan, AB membuka Bimtek Penginputan Data Aplikasi Web Monitoring Kegiatan Stunting Kabupaten Barru di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru, Kamis( 25/8).

Abustan dalam sambutannya mengatakan, Salah satu dampak kurang gizi yang banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan dan tingkat Pendidikan yang rendah di Indonesia ialah Stunting. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar,” urai Abustan. 

Dijelaskan,  terdapat sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting. Oleh karenanya ada beberapa upaya yang dilakukan sebagai upaya penurunan stunting yaitu, 1) Komitmen Politik dan Kepemimpinan Nasional dan Daerah, 2) Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku, 3) Konvergensi Program Pusat, Daerah dan Masyarakat, 4)Ketahanan Pangan dan 5)Monitoring dan Evaluasi.

Mantan Kadisdik Barru ini menegaskan, untuk mendukung kebijakan dan target nasional, Pemerintah Kabupaten Barru berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan daerah. Oleh karena itu katanya, seluruh sumberdaya yang dibutuhkan dimobilisasi untuk penurunan stunting. 

“Kerja Kolaborasi ini dilaksanakan melalui delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting yaitu: 1) Analisis situasi stunting, 2) Rencana Program Kegiatan Pelaksanaan Integrasi Intervensi Gizi, 3) Rembuk Stunting, 4) Penetapan Peraturan Desa Tentang Peran Desa dalam percepatan stunting, 5) Pembinaan KPM, 6) Sistem Manajemen Data, 7) Pengukuran dan Publikasi Stunting dan 8) Reviu Kinerja Tahunan,” terangnya. 

Ditambahkan, di Kabupaten Barru berdasarkan data Prevalensi Stunting menunjukkan bahwa pada Tahun 2021 mencapai 26,4 persen berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia). Dan berdasarkan data e 

PPGBM (elektronik Pencatatan dan

Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) sebesar 9,5 persen pada tahun 2020 dan 8,16 persen pada tahun 2021.

” Capaian ini masih membutuhkan kerja keras untuk mendukung target nasional sebesar 14 persen yang tercantum dalam RPJMN Tahun 2020-2024 berdasarkan data SSGI,” tambahnya (Udi)