JAKARTA– Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan menggelar Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN di Gedung DMI, Jalan Matraman Raya 39-41, Jakarta Timur, Rabu, 20 Juli 2022. Ini merupakan konferensi internasional komunitas masjid yang pertama untuk kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Ketua Umum PP DMI HM Jusuf Kalla akan menyampaikan keynote speech pada pembukaan konferensi ini. Setelah itu disusul sesi diskusi panel dengan topik “Kerjasama Kemasjidan ASEAN” dengan pembicara wakil-wakil dari Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesi berikutnya menghadirkan pembicara Prof KH Nasaruddin Umar dan YBrs Tn Hj Mohd Shah Hasim membahas Islam Wasathiyah, Dr Hayu Prabowo dan YBrs Tn Mohd Fadzil Bin Abu Kasim (EcoMosque), Bunyan Saptomo dan YBhg Dato Mohd Khay Bin Ibrahim (ASEAN Masjid Community), dan Arief Hartawan dan YBhg Datuk Hj Ab Jamal Bin Ton Hj Sakaran.

Wakil Ketua DMI dan Wakil Presiden Dunia Islam Melayu Komjen Pol (Purn) Dr Syafruddin juga akan menyampaikan sambutan pada saat penutupan konferensi.

Konferensi ini bertujuan untuk membentuk komunitas ASEAN sesuai dengan kesepakatan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggota 10 negara untuk memberlakukan ASEAN Community (Komunitas ASEAN) mulai Desember 2018.

Komunitas atau masyarakat ASEAN meliputi 3 pilar, yaitu: (1) Asean Economic Community, (2) Asean Political and Security Community, dan (3) Asean Social and Cultural Community.

Komunitas Sosial Budaya ASEAN meliputi semua kolompok sosial-budaya, termasuk kelompok keagamaan yang di dalamnya ada komunitas masjid. Sebenarnya Komunitas Masjid (umat Islam) juga tidak bisa dilepas dari pilar political-security community, karena Islam adalah agama yang kaffah dan rahmatan lil alamin, yang concern pada perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.

Jumlah muslim di ASEAN merupakan yang terbesar (42 %) dibanding umat agama lain. Ada tiga negara ASEAN yang penduduk muslimnya mayoritas (lebih dari 50%penduduk), yaitu: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Selain itu ada tiga negara yang penduduk muslimnya minoritas tapi cukup besar (antara 6-16% penduduk), yaitu: Singapura, Thailand dan Filipina. Oleh karena itu komunitas masjid di ASEAN memiliki peran penting dalam merespons berbagai tantangan dinamika sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat muslim ASEAN.

Sehubungan dengan itu diusulkan menyelenggarakan Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN secara online dan offline. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk saling bertukar informasi dan pemikiran dalam menggalang solidaritas komunitas dan membangun sinergi serta kolaborasi masjid se-ASEAN.

Rilis yang diterima dari pengurus DMI menyebutkan lingkup diskusi terkait peran masjid dalam mengatasi isu lingkungan hidup, serta pemanfaatan teknologi digital untuk kepentingan komunitas masjid serta sosialisasi Islam Wasathiyah.

Secara umum, fungsi masjid tidak hanya untuk kegiatan ibadah rutin saja, tapi juga masuk pada ranah muamalah. Oleh karena itu peran masjid tidak hanya untuk menyampaikan pesan keagamaan saja, tetapi juga merealisasikan perbuatan kebaikan sebagai cerminan spiritual keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang majemuk.

Guna mendukung fungsi masjid dalam bidang ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup tersebut, perlu dilakukan pembangunan kapasitas (capacity building) dan penguatan kelembagaan (institutional strengthening) masjid, baik secara nasional dan dengan negara-negara sahabat.

Sehubungan dengan Presidensi Indonesia di G20 yang mengusung tema: “Recover Together, Recover Stronger” tahun ini, mengindikasikan perlunya dukungan semua pihak, termasuk komunitas masjid dalam mencapai kesejahteraan sosial.

Masalah perubahan iklim, ekonomi dan pandemi COVID 19 telah menjadi perhatian dunia, termasuk G20 yang merupakan 20 kelompok ekonomi terbesar dunia. Sebagai Presiden G20, Indonesia telah menetapkan 3 program pokok yaitu: 1) Ekonomi Digital, 2) Lingkungan Hidup dan 3) Penanggulangan Pandemi Global (COVID 19).