GOWA, UJUNGJARI.COM — Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin (DM) mengajak para pemuda untuk bergerak bersama Pemerintah Kabupaten Gowa dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem dan stunting di Kabupaten Gowa.

Saat ini angka kemiskinan ekstrem di Gowa masih sekitar 0,14 persen (data Bappeda Gowa tahun 2023) sedang angka stunting kini berada pada posisi 21,1 persen setelah turun dari 33 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dimintai komentarnya tentang peran pemuda dalam pembangunan di Gowa usai memberikan wejangan kepada para pemuda dalam Musrenbang Pemuda yang digelar Bappeda Gowa pada Senin (21/4) sore di Baruga Karaeng Galesong Pemkab Gowa, DM mengatakan pemuda memiliki peran penting dalam proses pembangunan kabupaten.

Salah satu peran penting pemuda adalah membantu pemerintah kabupaten untuk menihilkan angka kemiskinan ekstrem serta angka stunting di Gowa. Dua isu nasional ini bahkan masuk dalam program kerja 100 hari Bupati dan Wabup Gowa yakni Gowa Bersama yang mencakup lima aspek diantaranya adalah Gowa Sejahtera dan Gowa Sehat.

Dalam program Gowa Bersama ini terdapat lima poin penting yang menjadi fokus pemerintah kabupaten yakni Gowa Bersih (Annangkasi), Gowa Cerdas (Caradde’), Gowa Sejahtera (Masunggu), Gowa Sehat (Salewangang) dan Gowa Aman (Masannang).

“Harapan kita pemuda dapat terlibat penuh dalam program unggulan kami yaknibGowa Bersama yang didalamnya ada lima poin penting yakni Bersih, Cerdas, Sejahtera, Sehat dan Aman. Kami saat ini gencar rampungkan Gowa Bersama dalam 100 hari kerja kami. Karena ini adalah pertemuan pertama antara Pemkab Gowa dengan pemuda setelah kami dilantik kemarin, maka kami pun akan membuat deal-deal dengan pemuda. Yang pastinya program Gowa Bersama ini tidak akan terlaksana tanpa kolaborasi maksimal, tanpa partisipasi seluruh elemen masyarakat Gowa termasuk pemuda. Dan program ini pastinya menyangkut pola kebiasaan, mentalitas dan kemudian kita harapkan dari pola kebiasaan itu menjadi mindset baru berpikir dan berbuat,” kata DM.

Wabup Gowa yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mencontohkan kebiasaan membuang sampah sembarangan kemudian mengubah polanya menjadi buang sampah pada tempatnya, jelas menggambarkan adanya perubahan mindset berpikir. Dan itu dibutuhkan dari masyarakat, khususnya pemuda.

“Jika pola pikir kita ubah, maka ini akan menciptakan keberhasilan dari program kami tersebut. Sama dengan Gowa Caradde’, Gowa Sejahtera, Gowa Sehat dan Gowa Aman. Contoh kedua adalah pemberantasan kemiskinan ekstrem dan stunting. Disini kita harapkan pemuda ada didalamnya. Apalagi pemuda yang sudah menggeluti wirausaha dan usaha. Mereka tersebut, dapat berkontribusi maksimal dan kita sudah lihat banyak pengusaha-pengusaha muda kita yang mau berkontribusi untuk pengentasan kemiskinan ekstrem. Alhamdulillah, Ini salah satu contoh yang baik, ” tandas DM.

Menurut DM, SDM pemuda harus dipersiapkan sebaik mungkin. Pemuda bukan hanya cakap berpikir tapi juga mampu bekerja ulet. Pemuda itu adalah elemen paling penting dalam pembangunan.

Pada upaya penurunan angka kemiskinan ekstrem, Pemkab Gowa telah melakukan berbagai strategi. Salah satunya adalah membentuk orang tua asuh. Orang tua asuh ini bertanggung jawab mendampingi keluarga miskin ekstrem agar mampu bangkit dan lepas dari keterpurukan ekonomi keluarga dengan prinsip dari nol penghasilan menjadi punya penghasilan. Dengan begitu keterpurukan ekonomi keluarga dapat teratasi. Sehingga keluarga miskin ekstrem bisa keluar dari status miskin ekstrem menjadi kategori keluarga miskin.

“Dalam melakukan percepatan penurunan angka miskin ekstrem, masing-masing SKPD di Gowa menjadi orang tua asuh. Masing-masing punya tanggung jawab per satu keluarga miskin ekstrem. Untuk tingkatan sekdis, kabid mereka punya tanggung jawab satu keluarga miskin dan untuk sekelas pimpinan SKPD membina atau menjadi orang tua asuh untuk tiga keluarga miskin ekstrem, ” kata DM.

Berdasarkan data kemiskinan ekstrem Kabupaten Gowa tahun 2023 yang dikeluarkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa disebutkan jumlah warga miskin ekstrem sebanyak 1.108 jiwa/orang dari 371 Kepala Keluarga atau secara prosentase pada angka 0,14 persen.

“Iya berdasar data kemiskinan ekstrem tahun 2023 hingga kini, Gowa masih memiliki keluarga miskin ekstrem sebanyak 371 KK (kepala keluarga) terdiri dari 1.108 jiwa atau orang atau 0,14 persen. Sisa angka inilah yang diupayakan penurunannya secara cepat bahkan Pemkab Gowa menargetkan nol persen (0 persen), ” kata Kepala Bappeda Gowa Sujjadan yang dihubungi Rabu (23/4).

Demikian halnya dengan stunting. Seperti dikatakan Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gowa Sofyan Daud selaku Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gowa saat dihubungi, Selasa (22/4) mengatakan, saat ini stunting Gowa sudah turun 12 persen dari angka 33 persen menjadi 21,1 persen.

Dikatakan Sofyan, dalam upaya menurunkan angka stunting dengan target 14 persen secara nasional itu, Pemkab Gowa melakukan penurunan dengan berbagai trik. Pemerintah 18 kecamatan membuat berbagai inovasi dalam mempercepat penurunan stunting dan semua bertitik pada pemenuhan gizi pada anak stunting.

Trik paling jitu adalah melakukan pencegahan melalui pendekatan perbaikan gizi pada ibu-ibu hamil. Dan hasilnya, dari 33 persen angka stunting Gowa pada tahun 2022 itu, kini turun menjadi 21,1 persen di tahun 2023 (sumber data: SKI 2023) atau turun 12 persen. Dari penurunan ini, tambah Sofyan, Pemkab Gowa bahkan ingin angkanya dj bawha target nasional (14 persen) bahkan diharapkan menjadi zero stunting atau 0 (nol) persen. –