JAKARTA,UJUNGJARI.COM–Ibadah haji merupakan impian setiap Muslim. Besarnya animo masyarakat untuk menunaikan rukun Islam kelima ini sayangnya kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Salah satu modus yang perlu diwaspadai adalah penawaran kouta haji serta haji reguler tanpa antri.
Dalam beberapa kasus, oknum penipu bahkan tidak segan mencatut nama atau logo instansi resmi seperti Kementerian Agama untuk meyakinkan calon korban. Mereka mungkin menampilkan logo kementerian dalam materi promosi atau bahkan mengaku bekerja sama dengan pihak kementerian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengatasnamaan dan Pencaplokan nama Stafsus/TA Menag RI Dr H Bunyamin dalam kronologi indikasi penipuan dalam proses haji baru baru ini terendus lewat sebuah catatan kronologi indikasi penipuan yang dilakukan oknum yang bekerja di lingkungan kementerian agama RI.
Menyikapi namanya ada dalam kronologi tersebut sebagai pihak yang bisa membantu proses haji forudo maupun kouta tambahan,Dr H Bunyamin M Yapid dengan tegas membantah hal tersebut.
“Ini pencemaran nama baik,saya dan Wildan sama sekali tidak perna kontak apalagi berkomunikasi soal haji,Hal ini merugikan saya secara pribadi dan tentu lembaga negara kementrian agama RI.
Lebih lanjut Dr Bunyamin menegaskan bahwa orang tua oknum yang mencatut namanya sudah dihubungi dan mengatakan bahwa anaknya tidak perna berkomunikasi lagi dengannya dan rela anaknya di proses hukum.
“Kami sudah terhubung dengan orang tua Wildan Lutfi ini,menurut penuturan orang tuanya selama ini Wildan tidak perna lagi berkomunikasi dengan pihak keluarga,secara ikhlas orang tua Wildan rela anaknya di proses hukum Kerna talah mencemarkan nama baik saudara Dr H Bunyamin dan merusak citra kementerian agama RI dan perusahaan beliau.
Terkonfirmasi korban dugaan penipuan yang mengatasnamakan kementerian agama kepada media ini mengatakan bahwa selama menjalin komunikasi dengan Wildan Lutfi dirinya tidak perna berkomunikasi dengan Stafsus menag ataupun penjabat di lingkungan kemenag ri.
“Dalam kronologi yang saya buat memang ada nama Stafsus Menag,namun kenyataannya soal komunikasi dan bertemu itu tidak perna ada.saya pikir Wildan ini hanya mencaplok nama H Bunyamin untuk melancarkan aksinya,Dan saya anggap kasus ini tidak ada hubungannya dengan saudara H Bunyamin,jelasnya.
Menyikapi agar kejadian serupa tidak terjadi kembali,Dr H Bunyamin berpesan agar masyarakat perlu memverifikasi informasi lebih jauh jika ada yang ingin mencari keuntungan dengan mengatasnamakan pribadi pejabat maupun instansi.
“Masyarakat perlu Verifikasi Informasi,Jangan mudah percaya dengan klaim sepihak. Selalu lakukan verifikasi informasi secara menyeluruh. Hubungi langsung Kementerian Agama atau instansi terkait untuk memastikan kebenaran informasi mengenai program atau kerjasama yang diklaim,Cek Legalitas,Pastikan program yang ditawarkan memiliki izin yang lengkap dan jelas dari pihak berwenang.
Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian, masyarakat dapat terhindar dari menjadi korban penipuan yang merugikan, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ibadah suci seperti haji.