CAMBRIDGE— Harvard Indonesian Student Association (HISA) menggelar Kuliah Pakar yang menghadirkan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., M.D., sebagai pembicara utama.
Acara ini menjadi forum strategis yang mengangkat berbagai tantangan dan peluang dalam penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam forum tersebut, Prof. Taruna Ikrar memaparkan tiga topik utama:
1. Nasional — Fokus pada Program MBG dan Efisiensi Kelembagaan.
BPOM RI mengambil peran strategis dalam menjamin kualitas dan keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas nasional.
Diskusi menyoroti tantangan koordinasi lintas kementerian serta pentingnya efisiensi kelembagaan dalam pengawasan, sebagaimana telah ditekankan dalam Rakernas BPOM 2025.
2. Regional — Kolaborasi ASEAN dalam Isu Kesehatan Publik.
Menjawab arahan Presiden RI, BPOM menyoroti perlunya perbandingan harga obat antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura, serta mendorong inisiatif kerja sama regional seperti joint surveillance dan pooled procurement.
Diskusi juga mencakup penanggulangan peredaran obat dan kosmetik ilegal lintas negara dan pentingnya sinergi antar-otoritas di kawasan ASEAN.
3. Internasional — Aspirasi BPOM sebagai Regulator Kelas Dunia
BPOM menegaskan komitmen untuk menjadi lembaga pengawas berstandar global dengan menargetkan pengakuan sebagai WHO Stringent Regulatory Authority (SRA).
Selain itu, dibahas pula peran BPOM dalam mendukung riset dan inovasi melalui kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah (ABG), sebagai bagian dari kontribusi Indonesia dalam ekosistem riset dan kesehatan global.
Ketua HISA, Nadia Putri, menyampaikan bahwa kuliah ini membuka ruang dialog antara mahasiswa diaspora dan pemangku kebijakan nasional.
“Diskusi hari ini memberi perspektif nyata tentang transformasi kelembagaan di Indonesia dan pentingnya peran generasi muda dalam proses pembangunan kebijakan publik,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang antusias, memperkuat hubungan antara mahasiswa, akademisi, dan pemimpin lembaga negara.