GOWA, UJUNGJARI.COM — Preloved For Charity atau bekas pakai untuk amal adalah momen dimana sejumlah wanita inspiratif membuat gebrakan penggalangan dana untuk sesama wanita yang kurang mampu.

Karenanya event pelaksanaan fesyen bertajuk amal yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulsel ini pada Sabtu (23/3) yang diikuti para wanita pemimpin di Sulsel membuat Bupati Gowa Husniah Talenrang menjadi terinspirasi untuk mengangkat desain adat lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada event fesyen amal yang digelar di Phinisi 1 Hotel Claro Makassar, Bupati Husniah hadir dan menjadi salah satu peserta yang ikut melelang gaun pribadinya.

Alhasil, baju bermotif adat lokal dengan dasar hitam yang dikenakan Bupati Husniah itu terbeli oleh seorang peserta lelang dengan harga Rp2,8 juta.

Bupati Gowa Husniah Talenrang bersama Ketua TP PKK Gowa Andi Tenri Indah. (foto/sar)

Harga ini jauh dua kali lipat dari harga baju tersebut, ketika Husniah membelinya setahun lalu di salah satu pameran koleksi baju yang diproduksi UMKM di Gowa. Fantastis, harga lelang untuk busananya itu di luar ekspektasi Bupati Gowa.

“Harga baju saya ini tidak seberapa, tapi masuk lelang amal ternyata terbeli dengan harga dua kali lipat. Dari sinilah saya yakin dan percaya bahwa UMKM di Gowa bisa memiliki daya saing tinggi. Makanya saya ingin ke depannya, orang Gowa atau UMKM di Gowa bisa membuat desain lebih bagus lagi dengan mengangkat desain adat lokal yakni Cura’ Labba’ (sutera motif kotak khas Gowa), ” kata Husniah.

Husniah mengatakan, UMKM Gowa khususnya yang membidangi busana dan tekstil, harus lebih kreatif lagi sehingga harga desainnya nanti bisa lebih bersaing lagi dengan daerah lain.

“Saya yakin dan percaya ibu-ibu di Dekranasda dan para UMKM Gowa pasti mau meningkatkan karyanya dan bisa bersaing dengan produk dari kabupaten kota lainnya baik di Sulsel maupun luar Sulsel, ” kata Bupati Gowa ini.

Mengenakan dan melelang bajunya yang merupakan buah karya orang Gowa itu, Husniah mengaku busana nya itu punya nilai historis yang baik.

“Historisnya bernilai adat. Makanya melalui event ini, saya ingin mengangkat desain dan motif cura’ labba’ lebih baik lagi sebab pangsa pasarnya akan jelas. Ini sangat positif apalagi kita di Gowa punya program Gowa Bersama dimana salah satu pointnya itu adalah Gowa Sejahtera. Artinya dari hasil kegiatan ini atau hasil penjualan akan diperuntukkan bagi para perempuan yang menjadi korban kekerasan dan masuk dalam kategori miskin ekstrem, ” tandas Bupati Gowa. –