Site icon Ujung Jari

Pembangunan Auditorium UMSi Picu Keresahan Warga, Megah Atau Musibah?

SINJAI, UJUNGJARI.COM – Masyarakat di sekitar Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, dilanda keresahan akibat pembangunan gedung auditorium Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi). Bangunan megah senilai Rp11 miliar yang terletak di tepi Sungai Tui, Jalan Wolter Monginsidi, dinilai berpotensi menyebabkan longsor, abrasi dan erosi.

Kekhawatiran warga memuncak karena auditorium tiga lantai tipe K3 itu diduga kuat dibangun tanpa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

“hawatirta kodong, belumpi itu masyarakat paham semua efek buruknya nanti setelah longsormi itu bibir sungai, retakki naik air sungai meluap masuk kerumah tenggelamki, karena ini bangunan berat dan besar sekali baru tidak ada bangunan penahan longsoro terlebih dahulu,” ungkap Sukri, warga setempat, dengan nada khawatir.

Informasi yang dihimpun, lokasi bangunan yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari bibir sungai dan kondisi tanah labil sangat rawan menyebabkan abrasi.

Ketidakadaan pemasangan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile) sebagai dinding penahan tanah sebelum pembangunan dimulai semakin menambah kekhawatiran warga.

CCSP, terbuat dari beton bertulang pracetak, berfungsi menahan tanah dan mencegah masuknya air ke dalam struktur bangunan.

Terkait perizinan, Kepala PTSP Sinjai, Lukman Dahlan, hanya menyatakan bangunan tersebut memiliki izin, tanpa penjelasan rinci dasar penerbitan izin.

“Iya, sudah ada izinnya, sempat memang ada masalah dengan pihak PUPR terkait adanya perbedaan pendapat terbitnya izin karena pihaknya beda pendapat, tapi sudahmi, selesaimi,” ujarnya.

Pembangunan ini berpotensi membahayakan keselamatan warga sekitar dan disoroti karena diduga kuat menggunakan dana pinjaman bank BUMN yang dibebankan kepada mahasiswa sebagai angsuran, dinilai merugikan mahasiswa.

Ahmad Afandi, pihak UMSi yang dikonfirmasi wartawan, ditanya terkait izin dari pemerintah daerah, menyatakan sudah ada dan bangunan akan diusahakan rampung tahun ini, mampu menampung ribuan orang, serta sumber anggaran dari internal kampus.

“Alhamdulillah, Inshaallah kami targetkan rampung tahun ini. Dibelakang ada 4 lantai termasuk mushollah. Auditorium insya Allah muat 1300 orang. Dana internal kampus,” ungkapnya.

Masyarakat berharap Pemerintah Daerah Sinjai meninjau kembali perizinan dan aparat penegak hukum (APH) segera mengambil tindakan untuk mencegah bencana dan melindungi hak-hak mahasiswa.

Exit mobile version