SINJAI,UJUNGJARI.COM– Penanganan kasus dugaan mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kabupaten Sinjai menuai sorotan tajam. Kasus ini dinilai jalan di tempat, memicu kecurigaan adanya upaya pengaburan perkara oleh aparat penegak hukum.

Sumber terpercaya yang dekat dengan DNS, terduga pelaku utama, mengungkapkan bahwa DNS merasa tidak khawatir dengan kasus yang menjeratnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahkan, DNS dikabarkan mengatakan bahwa ia memiliki kedekatan dengan polisi yang menangani kasus tersebut. “Tidak masalah kasus tersebut, saya dekat dengan polisi,” ujar sumber tersebut menirukan ucapan DNS.

Kecurigaan semakin menguat dengan adanya pengakuan dari beberapa polisi Polres Sinjai (yang identitasnya dirahasiakan). Mereka menyebutkan adanya oknum polisi yang diduga menerima “jatah” dari DNS dan terlibat dalam upaya pengaburan barang bukti serta mengarahkan keterangan dalam proses pemeriksaan.

Pengamat Hukum, Dedi Irawan, menilai bahwa pengakuan DNS, seorang CEO perusahaan transportasi, terkait pengisian jeriken sebagai cadangan BBM saat perjalanan luar provinsi, merupakan bukti kuat adanya dugaan penyelundupan BBM. “Pengakuan itu jelas tidak dibenarkan. Alasan mengisi jeriken karena khawatir kehabisan BBM tidak masuk akal,” tegas Dedi.

Selain itu, beredar video yang menunjukkan tangki BBM mobil milik DNS yang diduga telah dimodifikasi, sehingga kapasitasnya tidak sesuai standar. Dedi Irawan menambahkan, “Dua bukti ini seharusnya cukup untuk meningkatkan status kasus ke penyidikan. Indikasi pengaburan kasus sangat kuat.”

Sebelumnya, Plt Kasi Humas Polres Sinjai, Iptu Sahabuddin, menyatakan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Ia mengaku telah menghubungi pelapor dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk meminta tambahan alat bukti.

Menanggapi lambannya penanganan kasus ini, salah satu anggota Komisi III DPR RI menyatakan akan mengevaluasi kinerja kepolisian di Sinjai. “Kami akan evaluasi kinerja kepolisian dan memberikan atensi kepada Polda Sulsel untuk memeriksa oknum polisi yang terlibat,” tegasnya.(TIM)