MAKASSAR, UJUNGJARI.COM– Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar menyampaikan ceramah tarawih di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Kamis (13/3).

Dalam ceramahnya Prof Taruna mengulas mukjizat puasa dari perspektif neurosains.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Taruna menjelaskan bagaimana puasa memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan otak dan tubuh manusia.

Menurutnya, berdasarkan penelitian ilmiah, puasa mampu merangsang produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang berperan penting dalam regenerasi sel otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Menurut Prof Taruna, ayat ini tidak hanya menegaskan perintah puasa, tetapi juga menyoroti hikmah di baliknya, yaitu peningkatan ketakwaan.

Dari sisi neurosains, puasa terbukti dapat memperkuat self-control, meningkatkan neuroplasticity, dan mengurangi stres oksidatif yang berkontribusi terhadap penuaan dini dan berbagai penyakit neurodegeneratif.

“Puasa bukan sekadar ibadah spiritual, tetapi juga memberikan efek luar biasa pada sistem saraf kita. Saat berpuasa, tubuh memasuki fase ketogenesis, di mana lemak diubah menjadi energi, sehingga mengurangi stres oksidatif dan memperbaiki fungsi otak,” ungkapnya di hadapan jamaah.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa puasa dapat membantu mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Selain itu, puasa juga berperan dalam menyeimbangkan hormon, meningkatkan daya ingat, dan mengendalikan emosi, yang pada akhirnya memperkuat ketakwaan seseorang.

Allah juga berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 184:

“Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Ayat ini semakin menegaskan bahwa manfaat puasa bukan hanya bersifat spiritual, tetapi juga memberikan dampak positif secara fisik dan mental, sebagaimana yang telah dibuktikan dalam berbagai penelitian ilmiah.

Acara yang dihadiri ratusan jamaah ini mendapat respons antusias dari masyarakat.

Banyak di antara mereka yang mengaku semakin termotivasi untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk, tidak hanya sebagai bentuk ketundukan kepada Allah, tetapi juga sebagai ikhtiar untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh.

Di akhir ceramahnya, Prof. Taruna berpesan, “Jadikan puasa sebagai momentum untuk mengasah ketahanan mental dan spiritual. Dengan memahami manfaatnya dari sisi ilmu pengetahuan, kita semakin yakin bahwa setiap perintah Allah pasti membawa kebaikan bagi manusia.” pungkas Taruna.