MAKASSAR, UJUNGJARI.COM —
Direktorat Kesehatan Lingkungan Dirjen Penanggulangan Penyakit (P2)
Kementerian Kesehatan turun melakukan pembinaan dan pengawasan keamanaan takjil bulan Ramadan 1445 H/2025 M pada Selasa (11/13).
Kegiatan pengawasan keamanan pangan untuk memastikan pangan aman dan sehat untuk di konsumsi adalah program rutin Kementrian Kesehatan yang dilakukan secara berjenjang mulai pusat hingga puskesmas.
Khusus selama Ramadan, kegiatan ini diperketat karena kebutuhan akan pangan (takjil) meningkat dan banyak bermunculan gerai-gerai pangan baru yang harus diedukasi dan diawasi terkait higiene sanitasi pangan.
Lokasi yang disasar adalah salah satu pusat penjualan takjil cukup terkenal di Makassar di kawasan Jalan Andi Mappanyukki.
Ketua Tim Kerja Dukungan Manajemen
Direktorat Kesehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan, Husni Mochtar, SKM, MPH menjelaskan di bulan Ramadan ini, banyak ditemukan penjual takjil sekaligus aneka makanan siap saji.
“Kami turun melakukan pengawasan. Perlu menjadi perhatian adalah tempat-tempat pengelolan pangan olahan siap saji harus memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi Pangan (HSP),” ungkap Husni.
Pada kesempatan itu, pihaknya melakukan pemeriksaan sampel pangan di beberapa outlet untuk mengetahui apakah makanan yang dijual tidak menggunakan bahan tambahan yang tidak direkomendasikan.
Seperti boraks, formalin, dan rhodamin B. metanil yellow.
“Bahan tersebut sering disalahgunakan sebagai pengawet dan pewarna,” imbuhnya.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, kata Husni, tidak ada ditemukan zat-zat berbahaya dalam makanan yang dijual di pusat takjil Mappanyukki.
“Seperti contohnya bakso, kami periksa apakah mengandung formalin atau boraks. Es Campur,Es Buah,Asinan Ternyata aman, tidak mengandung bahan berbahaya. Jadi direkomendasikan aman untuk dikonsumsi,” tandas Husni.
Lebih jauh Husni menyampaikan, dibutuhkan langkah-langkah pembinaan dan pengawasan keamanan pangan dan takjil dan produk pangan siap saji.
Selain itu, memberikan edukasi kepada pelaku usaha tempat pengelolan pangan, termasuk kepada para penjual pangan siap saji yang berada di area pusat-pusat penjualan pangan takjil pentingnya menjual produk yang aman bagi konsumen.
“Jadi kami turun melakukan penyuluhan terkait potensi risiko kesehatan jika pengelolaan pangan siap saji tidak aman,” tandas Husni. (rhm)