MAKASSAR – Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, yang merupakan institusi pendidikan pelayaran tertua di Indonesia telah berusia lebih dari 100 tahun. Dedikasi PIP telah terbukti mampu melahirkan alumni-alumni berkualitas.

Pemerhati pendidikan Sulsel, Rizal Arifuddin mengatakan, PIP Makassar punya sejarah panjang. PIP adalah Perguruan Tinggi Pelayaran tertua yang berkontribusi luar biasa dalam membangun pelayaran Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“PIP Maksssar telah banyak berinovasi dalam mencetak pelaut profesional, dan beretika. PIP Makassar juga memiliki peran penting dalam menciptakan SDM unggul, andal, inovatif, kreatif, dan berdaya saing baik secara nasional maupun internasional,” jelas Rizal.

Karena itu, dedikasi PIP patut diapresiasi. Menurut Rizal, PIP punya tantangan besar ke depan. Sehingga pergiruan tinggi ini harus mampu terus mengembangkan diri menjawab tantangan zaman.

Didirikan pada masa kolonial, PIP Makassar semula bernama Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar (Sekolah Kejuruan untuk Awak Kapal Pribumi di Makassar) mendidik anak buah kapal dari kalangan pribumi dengan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.

Pada tahun 1921 dibangun gedung sekolah untuk menampung para calon kelasi (matrozen) sekaligus memfasilitasi kegiatan-kegiatan pendidikan, terutama dalam bidang Pelayaran.

Momentum pembangunan gedung dan kegiatan pendidikan untuk ini menjadi bukti sejarah dan cikal bakal berdirinya lembaga pendidikan tingi vokasi pelayaran yang saat ini bernama Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.

Hingga saat ini tercatat PIP Makassar telah mengalami perubahan nama dan kelembagaan yaitu dimulai pada tahun 1921 – 1942 dengan nama Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar.

Sekolah pelayaran di Makassar ini sempat tutup pada zaman Pendudukan Jepang, dan akhirnya dibuka kembali pada 1 Agustus 1946 menjadi Opleiding Scheepvaartschool Celebes untuk tingkat rendah dan Middelbare Zeevaart School untuk tingkat menengah.

Pada periode tahun 1950 – 1963 Middelbare Zeevaart School berubah nama menjadi Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS) dan mulai terbagai menjadi dua jurusan yaitu Nautika dan Teknika.

Pada tahun 1963 – 1964 karena re-organisasi lembaga negara maka dikeluarkan SK Menteri Perhubungan Laut No. Pd 1/9/8 tanggal 06 Agustus 1963, sehingga secara resmi SLPS mengganti nama menjadi Sekolah Pelayaran dan Perkapalan Makassar (SPPM).

Perubahan nama kembali terjadi pada tahun 1964 – 1972 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Laut No. LP.1/1/2 tanggal 28 Mei 1964, SPPM kembali berubah nama menjadi Sekolah Pelayaran Menengah Makassar (SPMM).

Pada tahun 1971 kota Makassar berubah nama menjadi Ujung Pandang, sehingga pada tahun 1972 hal tersebut ikut mengubah nama SPMM menjadi Sekolah Pelayaran Menengah Ujung Pandang (SPM-UP).

Perubahan besar mulai terjadi setelah tahun 1983, dimana untuk meningkatkan pendidikan kepelautan yang berkelanjutan dan didukung oleh organisasi yang baik maka berdsarkan SK Menteri Perhubungan No. KM 279/OT.001/Phb-79 tanggal 19 September 1979, Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Ujung Pandang ditingkatkan menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Ujung Pandang yang setingkat dengan akademi.

Mulai saat itu sekolah pelayaran di kota Makassar ini tidak lagi menjadi sekolah menengah pelayaran dan mulai menerima Taruna Program Strata-A angkatan I (pertama) dari lulusan SMA.

Sejak tahun 1999, Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran Ujung Pandang berganti nama menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar yang sekarang dikenal, dengan program pendidikan Diploma-IV Pelayaran. Pergantian nama ini dilakukan seiring dengan perubahan nama Kotamadya Ujung Pandang yang kembali menjadi Makassar di tahun yang sama (1999), tepat di akhir masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

Sebagai Perguruan Tinggi, PIP Makassar sejak tahun 2014 telah terakreditas B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) untuk 3 (tiga) Program Studi. Bulan Agustus tahun 2021 Program Studi Nautika mendapatkan akreditasi A (Unggul).