GOWA, UJUNGJARI.COM — Seorang warga asal Antang, Kota Makassar yang diketahui sebagai pawang buaya dan mengaku sebagai keluarga dari buaya yang dititipkan di kolam buaya di kawasan wisata Cimory Dairy Land Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, nyaris kehilangan nyawa.
Pasalnya, lelaki uzur yang sedang melakukan ritual dengan memberi makan buaya berupa sesajen tersebut, tetiba diterkam saat hendak memberi makan telur ayam ke buaya. Peristiwa yang membuat histeris ratusan warga yang datang ke penangkaran buaya tersebut pada Senin (17/2) malam itu menjadi tegang setelah warga sekaligus pawang buaya itu diterkam dan dihempaskan oleh buaya ke dalam kolam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Beruntung, buaya tersebut terkesan marah bukan lapar. Sehingga usai menggigit lengan sebelah kanan lelaki tua tersebut, langsung diam.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Senin (17/2) malam saat serombongan warga asal Antang, Makassar mengaku keluarga dari buaya tersebut datang menjenguk. Namun entah bagaimana ceritanya sehingga buaya yang besarnya lebih dari orang dewasa ini tetiba ada di kawasan wisata Cimory Dairy Land.
Peristiwa warga diterkam buaya ini viral di medsos instagram dan terlihat suasana tempatnya menunjukkan kawasan Cimory Dairy Land.
Camat Parangloe Muh Basir yang dikonfirmasi, Selasa (18/2) membenarkan peristiwa tersebut. Basir yang baru menjabat Camat di Parangloe itu mengatakan informasi kejadian itu baru diterimanya Selasa pagi.
“Kami juga tidak lihat bagaimana awalnya, namun dikatakan bahwa warga yang dianggap pawang itu diterkam buaya saat memberikan makan di sela rangkaian ritual yang dilakukan malam itu. Dan terlihat di dalam video viral, buaya itu memang menerkam dan menggigit tangan dan lengan warga tersebut, ” jelas Camat Parangloe.
Dalam video itu, terlihat si pawang memberikan makan ke buaya secara ritual. Makanan yang diberikan untuk buaya berupa pisang dan telur mentah yang diletakkan di atas daun pisang dan diletakkan di samping moncong buaya.
Terlihat di tayangan video yang kini viral, saat si pawang tersebut mengelus hendak memberikan makan telur ke buaya, buaya yang sedari tadi diam itu langsung menerkam tangan sang pawang. Si pawang buaya bahkan terangkat ke udara seperti gerakan salto sementara tangannya di mulut buaya. Tak lama kemudian tubuh si pawang dihempaskan oleh buaya ke kolam kecil berdinding tembok setinggi lutut dari permukaan air kolam tempat buaya itu ditampung.
“Kalau dilihat dari foto-foto luka korban terlihat tangan kanan warga tersebut nyaris putus. Ada tiga kali gigitan di tangan kanan. Warga yang jadi korban gigitan buaya itu bukan orang Parangloe tapi warga Antang. Setelah digigit, warga itu langsung dibawa ke RS Muhammadiyah oleh keluarganya,” tambah mantan Sekcam Pallangga ini.
Ditanya kenapa buaya yang ditemukan di Antang itu sampai di kawasan wisata Cimory, Basir mengaku tidak tahu menahu.
“Saya sebagai pemerintah kecamatan
tidak mengetahui alasan kenapa buaya tersebut dibawa ke Cimory. Juga tidak ada penyampaian ke saya sebagai pemerintah setempat (camat). Kalau di Cimory memang banyak hewan piaraan disana. Bisa jadi kemungkinan pihak Cimory bawa ke sana karena tidak mungkin diterima kalau tidak ada persetujuannya (dari BKSDA),” tandas Camat Parangloe.
Terpisah Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Ratnawati yang dikonfirmasi, Selasa sore sekira pukul 16.06 Wita mengatakan keberadaan buaya tersebut ke Cimory karena permintaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel.
“Sesaat ditangkap oleh BKSDA saat banjir di Antang, pihak BKSDA yang minta supaya buaya itu dititip sementara di Cimory karena hanya Cimory yang katanya memiliki tempat refresentatif untuk buaya itu. Dan itu buaya sementara dalam pengaruh bius sehingga diam tidak bergerak. Pada video pertama yang viral itu yang ada warga menangis, itu buayanya dalam posisi diam karena masih dalam pengaruh obat bius. Dan pada hari kedua, beberapa warga mengaku keluarga buaya itu datang lagi dan memaksa masuk. Petugas pengamanan di Cimory sudah melarang keras tapi warga tersebut tetap memaksa masuk. Bahkan kata petugas, mereka malah mau meminta buaya itu dibawa pulang ke rumahnya di Antang. Dan kemungkinan besar pengaruh bius pada buaya itu sudah habis sehingga buaya mulai beraksi, mungkin merasa terganggu. Tapi untuk lebih jelasnya, silahkanki’ konfirmasi ke pihak Cimory saja, ” jelas Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Gowa.
Sementara itu pihak Cimory Dairy Land, Inggrid Fransiska yang dihubungi via WhatsApp, menyarankan menghubungi langsung Febri HR.
“Terkait kronologi dan konfirmasi untuk isu-isu yang beredar di lokasi, boleh dikoodinasikan dengan spv legal HR kami yah bu. Terima kasih, ” kata Inggrid Fransiska.
Febri selaku spv legal HR yang dikonfirmasi via pesan WhatsApp, sore tadi mengatakan,
pihak Cimory Dairy Land mendapatkan titipan buaya dari BKSDA Sulsel.
“Iya, pihak Cimory Dairy Land mendapatkan titipan buaya (satwa dilindungi) dari BKSDA karena dianggap Cimory fasilitasnya memadai, ” kata Febri. –