SIDRAP, UJUNGJARI.COM – Kasus pencurian peralatan pendukung monitoring gempa milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, kembali terjadi.

Insiden ini menjadi perhatian serius karena berdampak langsung pada pemantauan aktivitas seismik di wilayah rawan bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut laporan BMKG, pencurian kali ini menyasar enam unit aki dan panel tenaga surya yang menjadi sumber daya utama sensor seismograf di Stasiun Seismik SPSI (Sidrap-Indonesia). Hilangnya peralatan ini menghambat deteksi dini aktivitas seismik di kawasan yang berada di jalur Sesar Walanae, yang dikenal aktif secara tektonik.

Minim Keamanan, Pencurian Terus Berulang

Investigasi media menemukan beberapa faktor yang membuat pencurian ini terus terjadi. Pertama, lokasi stasiun berada di daerah terpencil, jauh dari pemukiman, sehingga minim pengawasan. Kedua, tidak ada petugas khusus yang ditugaskan menjaga peralatan. Ketiga, fasilitas keamanan seperti CCTV dan sistem pengamanan lainnya tidak tersedia.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pencurian ini bukan pertama kalinya terjadi.

“Sepertinya ada yang memang mengincar peralatan di sini. Beberapa tahun lalu juga pernah ada pencurian serupa,” ujarnya.

Kapolres Sidrap: Penyidikan Berjalan, Pelaku Segera Terungkap

Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H., menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku pencurian.

“Berdasarkan laporan yang kami terima, bukan alat utama monitoring gempa yang dicuri, melainkan enam buah aki dan panel tenaga surya,” jelas Kapolres dalam keterangannya, Minggu (16/2/2025).

Meskipun bukan sensor gempa yang dicuri, Kapolres menekankan bahwa kasus ini tetap merupakan tindak kriminal serius. Polisi telah memeriksa saksi-saksi dan melakukan pemetaan pola kejahatan untuk menangkap pelaku.

Dalam operasi yang dilakukan, polisi berhasil menemukan barang bukti berupa aki dan panel surya yang dibuang di area perbukitan. Diduga, pelaku merasa terdesak sehingga membuang barang curian untuk menghilangkan jejak.

“Kami sudah mengantongi identitas pelaku. Cepat atau lambat, mereka akan tertangkap. Tidak ada ruang sembunyi yang cukup aman dari hukum,” tegas AKBP Fantry.

BMKG: Pencurian Ancam Mitigasi Bencana

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut pencurian ini sebagai ancaman serius bagi mitigasi bencana.

“Peralatan yang dicuri adalah komponen vital dalam sistem pemantauan dini gempa dan tsunami. Tanpa perangkat ini, deteksi dini menjadi lumpuh, yang bisa berakibat fatal jika terjadi bencana,” ujarnya.

Sebagai langkah pencegahan, BMKG berencana menarik sementara peralatan komunikasi di lokasi guna menghindari kerugian lebih lanjut. Akibatnya, satu titik pemantauan bencana di Sidrap kini tidak berfungsi optimal.

Langkah Strategis untuk Mencegah Pencurian Berulang

Menyikapi kasus ini, BMKG bersama Pemerintah Kabupaten Sidrap dan aparat kepolisian akan menggelar pertemuan pada Senin (17/2/2025). Pertemuan ini akan membahas langkah-langkah strategis untuk memperkuat keamanan di stasiun pemantauan gempa.

Polres Sidrap juga berjanji meningkatkan patroli di area rawan pencurian serta berkoordinasi dengan BMKG untuk memasang sistem pengamanan tambahan.

“Kami akan terus melakukan patroli intensif di titik-titik rawan dan berkoordinasi dengan BMKG untuk memperkuat pengamanan,” ujar Kapolres.

Kasus pencurian peralatan BMKG tidak hanya terjadi di Sidrap, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Sejak 2015, aksi serupa telah menghambat upaya mitigasi bencana, dari Garut hingga Papua Barat.

Dengan penyelidikan yang terus berlangsung, diharapkan pelaku segera tertangkap, dan sistem keamanan di lokasi BMKG dapat diperketat agar kejadian serupa tidak terulang lagi. (Wan)