MAKASSAR,UJUNGJARI–Direktur Operasi PT Semen Tonasa Mochamad Alfin Zaini menjadi narasumber pada kegiatan dialog K3 dalam rangka kampanye Bulan Bakti Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Acara yang.digagas oleh Dinas Ketenakerjaan Prov. Sulsel ini, merupakan bagian dari peringatan Bulan K3 Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2025 dengan tema “Implementasi K3 di Sulsel, Problem dan Potensinya, Live TVRI Sulawesi Selatan, Rabu, (22/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tampil sebagai narasumber Direktur Operasi PT Semen Tonasa Mochamad Alfin Zaini menguraikan bahwa PT Semen Tonasa bergerak dari hulu ke hilir panjang prosesnya, dimulai dari menggali bahan baku di tambang, memproses di pabrik dan mengemasnya, dan disini terlibat beribu orang dengan berbagai alat dengan tingkat resiko yang tinggi sehingga harus dikendalikan.
“PT Semen Tonasa memandang K3 ini sebagai prioritas yang paling utama, dimana perusahaan berkewajiban menyediakan lingkungan yang sehat bagi para pekerja dan tentunya mengurangi resiko seminim mungkin,”ungkapnya.
Terkait komitmen, Alfin Zaini menyampaikan “akan selalu komitmen terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku dan juga Semen Tonasa selaku Holding Semen Indonesia Group mempunyai 20 Corporate Life Saving Rules (CLRS) pedoman keselamatan kerja yang diterapkan di suatu perusahaan dan semuanya harus kita patuhi,” urainya.
“Dalam bekerja, kami di PT Semen Tonasa membekali para karyawan dan para pekerja lainnya dengan pelatihan safety, untuk sub kontraktor dan kontraktor dalam bekerja mereka harus punya peraturan safety sendiri dan harus kombain dengan kita di PT Semen Tonasa, mereka juga harus punya kompotensi dan kepedulian tentang K3 serta punya tenaga-tenaga ahli K3 yang cukup, sehingga mereka bisa bekerja dengan kita, utamanya dalam hal K3,” imbuhnya.
Dalam penerapan implementasi K3 dalam perusahaan Alfin menyampaikan langkah-langkah yang kami terapkan dalam perusahaan pertama yakni dengan meningkatkan kesadaran kepada para karyawan dan pekerja dengan melakukan komunikasi 2 arah antara manajemen dan pekerja dengan melakukan safety observation, sehingga bisa dipantau apa yang harus diperbaiki dan apa yang mereka butuhkan.
Kedua, perusahaan melakukan perbaikan sistem manajemen, dimana secara periodik melakukan audit baik internal maupun external untuk mengetahui seberapa jauh kekurangan kami sehingga akan diperbaiki.
Ketiga, dengan melakukan pemenuhan berupa infrastrukturnya, dengan menyiapkan penuh APD, dimana para kontraktor dan vendor bagi meraka harus dipenuhi. Keempat dengan melakukan monitoring dengan digital dan secara real time bisa memantau kegiatan tentang K3 dalam operasi pabrik.
Pada dialog kali ini, turut hadir pula Giawan Lussa selaku Fungsional Pengawasan Ketenakerjaan Ahli Madya Disnakertrans Prov. Sulsel dan Andi Malanti selaku Korwil KSBSI Prov. Sulsel.( Udi)