Site icon Ujung Jari

Ratusan Sapi Diduga Kena PMK, Dua Ekor Mati, Plh Kadisnak Gowa: Bisa Sembuh, Peternak Jangan Panik

GOWA, UJUNGJARI.COM — Sebanyak 510 ekor sapi di Gowa saat ini diduga tertular PMK (penyakit mulut dan kuku). Ratusan sapi terindikasinitu tersebar di Kecamatan Bontomarannu, Pallangga, Pattallassang, Parangloe, Somba Opu, Barombong, Manuju, Parigi, Bungaya dan di Bontonompo Selatan.

Merebaknya PMK ini dibenarkan Plh Kadis Peternakan dan Perkebunan Gowa Azwar saat dikonfirmasi, Rabu (15/1) kemarin.

Azwar mengatakan, laporan adanya PMK di Gowa muncul sekitar minggu pertama dan minggu kedua Desember 2024 lalu. Dan hingga pertengahan Januari 2025 ini diindikasi sudah menyebar di 10 kecamatan dan 31 desa di Kabupaten Gowa.

“Berdasarkan data yang masuk, pertama kali PMK ini muncul di Kecamatan Bontomarannu, lalu Pallangga, menyusul Pattallassang, Parangloe, Somba Opu, Barombong, Manuju, Parigi, Bungaya dan terakhir kasusnya ditemukan di Bontonompo Selatan hari ini. Dan sesuai pendataan kami, sapi yang terduga kena.PMK ini sudah mencapai 510 ekor. Dan diantara itu, sudah ada yang mati 2 ekor, ada yang dijual 5 ekor. Sementara yang dinyatakan sembuh setelah menjalani pemeriksaan dan pengobatan sebanyak 323 ekor sapi, ” jelas Azwar.

Dipaparkan Azwar, awal penyebaran PMK di Gowa ini disinyalir karena dua faktor. Pertama, karena ini PMK ini memang sudah ada pada tahun 2022 lalu. Di tahun 2022 itu faktor utama penyebabnya karena perubahan cuaca yaitu masuknya musim hujan yang mengakibatkan ternak ini mengalami stres dan penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan kena penyakit. Juga
karena adanya peningkatan aktivitas lalulintas ternak khususnya saat Nataru 2024 lalu.

Faktor kedua adalah persiapan untuk ternak hari raya kurban. “Jadi meski hari raya kurban ini masih jauh tapi peternak sudah siapkan ternaknya untuk hari Idul Adha itu. Sapi-sapi mereka dipelihara baik dan siap dijual pada hari kurban nanti. Karena persiapan kurban inilah sehingga lalulintas ternak antar kabupaten pun menjadi ramai sehingga sangat memungkinkan penularan PMK itu, ” kata Azwar.

Awal mula ditemukannya kasus PMK ini kata Azwar setelah pihaknya menerima laporan wawancara dari peternak Jeneponto.

“Jadi ada peternak Gowa membeli ternak dari Jeneponto yang kemudian sakit dan penelurannya velat sekali. Karena itu langsung kita respon dan sudah bentuk tim yakni tim pengendali PMK yang beranggotakan dokter hewan, para medik, penyuluh, vaksinator dan tenaga relawan yang sudah kita latih. Jadi mereka bertugas kita bagi tim, ada yang memang untuk pengobatan, jadi bagi ternak yang sudah tertular itu diobati satu tim tersendiri, ” kata Azwar.

Sementara khusus tim pengendalian melakukan tugasnya dengan pembersihan kandang ternak.

“Tim ini menggunakan disenfektan karena ini tidak boleh secara bersamaan atau orang yang sama mengendalikan ternak yang berbeda karena bisa jadi mereka-mereka turut serta menularkan. Dan ada tim khusus vaksinasi. Jadi bagi ternak yang sehat kita lakukan vaksinasi. Cuma sayangnya, saat ini kebanyakan kita lakukan untuk pengobatan karena nanti setelah ada kejadian baru melapor. Jadi tim kita banyak untuk pengobatan, ” kata Azwar.

Namun terkait PMK ini, Azwar memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa penyakit PMK ini tidak menular ke manusia bukan soodosis.

“Sapi yang tertular PMK ini dagingnya masih bisa dikonsumsi setelah dipotong. Dan itu aman melalui proses pemasakan yang biasa atau sempurna. Jadi tidak perlu khawatir. Kita bisa makan daging dan bersentuhan dengan hewan PMK karena PMK ini tidak menular ke manusia. Cuma peternak yang khawatir. Begitu sapinya terkena penyakit, peternaknya panik dan menjual seluruh sapinya. Bisa dibayangkan sapi induk itu rata-rata harganya Rp12 juta per ekor dan apabila terkena PMK dijual dibawah harga yakni Rp10 juta per ekor,” tambahnya.

Hal lain yang membuat Dinas Peternakan terkesan kewalahan lantaran para peternak kepanikannya mendominasi padahal sudah diedukasi bahwa penyakit PMK sapi ini bisa disembuhkan. Tapi risiko kandang yang tidak steril seperti kandang becek sehingga proses penyembuhan PMK sapi cenderung lamban. –

Exit mobile version