GOWA, UJUNGJARI.COM — Sebuah koperasi yang anggotanya didominasi petani kini terus berupaya mengembangkan unit usaha yang dijalankannya. Meski koperasi bernama Koperasi Gapoktan Tassese (KGT) ini berdiri sejak 2010 dan hingga kini anggotanya hanya 40 orang, namun pengurusnya berupaya mencari jalan agar koperasi ini tetap bertahan.
Rabu (8/1) KGT melakukan rapat anggota tahunan (RAT) dan dihadiri puluhan anggotanya plus pengurus dan pengawasnya. RAT KGT ini juga menghadirkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gowa Mahmuddin selaku pembina dan Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Gowa Muh Fajaruddin selaku pembina dan mitra kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
RAT tersebut berlangsung di kantor Desa Tassese, Kecamatan Manuju turut dihadiri pemerintah kecamatan dan Kades Tassese Azis Unjung.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gowa Mahmuddin dalam kesempatan membuka RAT KGT tersebut mengatakan, RAT adalah kewajiban suatu koperasi yang dilaksanakan paling banyak satu kali dalam satu tahun. Tujuan RAT ini adalah untuk pelaksanaan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas selama satu tahun buku tahun 2024.
“RAT itu sebenarnya membuat perencanaan dalam anggaran pendapatan dan belanja koperasi (APBKop) selama satu tahun kedepan. Dan ini sesuai kebijakan pemerintah melalui Kementerian Koperasi RI guna mensukseskan Asta Cita Presiden Ri Prabowo Subianto. Alhamdulillah koperasi Gapoktan ini mampu melakukan RAT dan saya harapkan koperasi ini selalu patuh dalam melaksanakan kewajibannya yaitu RAT setiap tahunnya, ” kata Mahmuddin.
Dinilainya, KGT yang saat ini bergerak di bidang usaha simpan pinjam, penyaluran pupuk, saprodi dan jasa gadai diinstruksikan mampu mengawal kebijakan program pemerintah yakni program makan bergizi gratis (MBG) dimana koperasi berperan sebagai salah satu pemasok bahan pokok untuk keperluan MBG dan juga salah satu pemasok produksi susu untuk MBG.
Dalam RAT tersebut, jajaran DiskopUKM Gowa banyak menerima curhatan pengurus. Yang paling urgen adalah curhatan mengenai modal.
“Pasalnya, banyak anggota malas bayar simpanan wajib padahal ini penting agar koperasi tetap eksis mengembangkan program-programnya. Kami sudah menerima berbagai curhatan dan solusinya, koperasi KGT ini akan menambah anggota dan meminjam modal dari LPDB (lembaga penjamin dana bergulir). Dan ini sudah kolaborasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan akan difasiltasi mendapatkan bantuan dari Kementan RI, ” ucap Mahmuddin yang hadir didampingi Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi DiskopUKM Gowa Halim Hamid serta Asdiana sebagai fungsional pengawas koperasi.
Sementara itu dalam kesempatan tersebut, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Gowa Muh Fajaruddin mengatakan kedepannya pihaknya akan menjadi penyalur pupuk.
Sementara Ketua Koperasi Gapoktan Tassese Abbas menyebutkan jika pengembangan koperasi sangat terkendala pada modal koperasi. Dimana rerata anggota mengabaikan simpanan wajib.
Hal itu tambah Abbas sangat berpengaruh lada keberlangsungan perputaran usaha di koperasi. Diakuinya per 31 Desember 2024, jumlah SHU (sisa hasil usaha) hanya Rp15 juta.
“Tapi semoga ke depannya, SHU bisa lebih meningkat dan unit usaha bisa bertambah. Kami sangat mengapresiasi rencana Dinas Tanaman Pangan Hortikultura yang membantu kami untuk membuka link bantuan ke Kementan dan memberikan ruang bagi kami sebagai penyalur pupuk. Kami yakin dengan adanya solusi-solusi ini akan membuat koperasi kami lebih maju lagi,” kata Abbas. –