GOWA, UJUNGJARI.COM — Musim hujan telah tiba bahkan intensitasnya tinggi. Jika musim hujan maka kewaspadaan terhadap wabah penyakit harus ditingkatkan.

Salah satu wabah paling rutin di musim hujan adalah DBD (demam berdarah dengue). Sebab di musim hujan, nyamuk aedes aegifty bebas berkembang biak melalui air-air bersih yang menggenang di wadah-wadah bekas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuai pantauan BKM, terdata ada beberapa pasien rawat inap kategori positif dan suspect DBD di Puskesmas Somba Opu. Hal itu dibenarkan Kepala Puskesmas Somba Opu dr Tri Oktaviani.

Saat dikonfirmasi, Selasa (7/1) pagi, dr Tri mengatakan, per Januari 2025 ini ada pasien positif DBD masing-masing dari Kelurahan Katangka satu orang dan Kelurahan Pandang-pandang satu orang dan satu orang asal Kelurahan Bonto-bonto kategori suspect.

Tim Puskesmas Bontonompo 1 saat melakukan edukasi murid SD agar menjaga kesehatan lingkungan agar terhindar DBD. (foto/ist)

“Iya untuk positif ada dua orang masing-masing dari Katangka dan Pandang-pandang sementara suspect satu orang dari Bonto-bontoa, ” kata dr Tri.

Diakui dr Tri, kasus DBD melalui data Puskesmas Somba Opu menurun dari kasus Desember 2024. Pada Desember 2024 itu ada empat kasus positif yakni dua warga DBD dari Bonto-bontoa dan dua lagi dari Pandang-pandang. Sementara pada Januari 2025 hanya dua positif (Katangka dan Pandang-pandang) dan satu suspect (Bonto-bontoa).

Sementara pemantauan di perawatan RSUD Syekh Yusuf, belum ada kasus DBD yang masuk baik suspect maupun positif. Hal ini dibenarkan Direktur RSUD Syekh Yusuf dr Ummu Shalamah. Ditemui di kantornya, Selasa siang dr Ummu mengatakan sejauh ini belum ada kasus masuk dalan perawatan rumkit.

Meski demikian, dr Ummu mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan DBD. Bahkan bersama Kepala Rekam Medik RSUD Syekh Yusuf dr Suryadi, dr Ummu mengingatkan pengunjung rumkit untuk selalu menjaga lingkungan. Bukan hanya ketika berada di lingkungan rumkit tapi juga di lingkungan rumah masing-masing.

“Kita semua harus waspadai DBD, sekarang musimnya. Tapi semoga Gowa tidak terlalu tinggi kasusnya. Di rumkit saja kasus ini belum ada namun tetap kita waspadai. Tapi meski DBD tidak banyak namun kita harus lakukan upaya pencegahan. Caranya, buang semua benda-benda yang bisa terisi air dan menjadi media biak jentik nyamuk aedes aegifty ini. Gentong, bak mandi, pot bunga, sampah plastik hingga pelepah daun besar bisa menyimpan air. Buang airnya dan lakukan foging serta lakukan abatesasi. Jangan dibiarkan. Artinya, jangan kita sengaja menjebak kondisi agar DBD mewabah. Sebaiknya kita lakukan pencegahan awal. Bersihkan sampah plastik dan ember atau gentong yang biasa terisi air agar ditutup sehingga nyamuk tidak berkembang biak, ” jelas dr Ummu.

Dijelaskan dr Ummu, untuk saat ini belum ada kasus DBD yang dirawat di rumkit. Namun demikian, pihaknya berharap harus ada kolaborasi bersama dalam pencegahan. Bahkan nyamuk penyebar DBD ini perlu dikenali dengan baik.

Nyamuk aedes aegifty itu memiliki pola berbentuk garis putih yang berjumlah dua buah dipunggungnya dan terdapat pola garis-garis pendek berwarna putih yang cukup banyak di bagian kakinya.

Namun diakui dr Ummu dan dr Suryadi meski banyak nyamuk aedes aegifty asalkan tidak membawa virus dengue, maka tidak akan menyebarkan DBD.

Tapi jika terserang DBD, maka warga yang terkena akan mengalami gejala fisik bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri di sekujur tubuh dan pegal atau linu di area persendian. Sementara pada kulit, tandanya bisa berupa ruam merah yang muncul di area dada kemudian menjalar ke tangan.

dr Suryadi yang juga Ketua IDI Gowa ini mengatakan masa inkubasi lima hingga 10 hari, rata-rata tujuh hari sejak gigitan nyamuk sampai timbul gejala. Biasanya nyamuk tersebut mengigit di saat terang mulai jam 08.00 – 10.00 Wita pagi dan menjelang sore jam 15.00 – 17.00 Wita.

“Pada jam-jam tersebutlah nyamuk paling aktif mengigit. Maka waspadalah, ” kata dr Suryadi.

Sementara itu Kadis Kesehatan Gowa drg Abdul Haris yang dikonfirmasi BKM via pesan WhatsAap, pada pukul 13.21 Wita sampai jelang pukul 17.00 Wita tidak ada respon. –