GOWA, UJUNGJARI.COM — Intensitas hujan yang tinggi dan lebat membuat sejumlah titik di wilayah Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa potensi longsor. Terbukti karena guyuran hujan yang tiada henti selama tiga hari berturut-turut poros jalan ke Desa Buluttana-Bontolerung mengalami gangguan.

Beberapa kubik tanah dari lereng perbukitan jatuh ke bawah dan menutupi badan jalan kelurahan ke desa lainnya. Meski material longsor kecil ini sudah berhasil dibersihkan dari badan jalan, namun pemerintah kelurahan masih kuatir kondisi ke depannya. Apalagi debit air sungai Mappa yang merupakan buangan air dari air terjun Ketemu Jodoh dan air terjun Takapala mengalami kenaikan. Sehingga dikuatirkan volume air sungai yang bertambah itu bisa berbahaya bagi area pemukiman warga di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karena itu, Tripikel (Tiga Pilar Kelurahan) Bontolerung yakni Lurah, Babinsa dan Binmas dengan gerak cepat lalu mengungsikan 32 KK (kepala keluarga) di sekitar sungai Mappa. 32 KK (115 jiwa) ini diungsikan sementara ke tempat aman yakni di villa Pandawa 5 Wonderland salah satu kawasan wisata di Bontolerung yang kondisinya cukup aman.

Satu titik longsor dj Bontolerung berhasil dibersihkan masyarakat bersama Tripikel Bontolerung. (foto/ist)

“Seperti yang telah kami laporkan ke Bu Camat Tinggimoncong (Iis Nurismi) bahwa pada hari ini Sabtu (21/12) ini kami harus mengambil sikap mengungsikan sementara 32 KK kami disebabkan air sungai Mappa yang merupakan poros air terjun Takapala dan air terjun Ketemu Jodoh debitnya makin naik akibat curah hujan tinggi selama tiga hari berturut-turut. Karena itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan maka kita harus ungsikan dulu puluhan warga setempat di Lingkungan Bontote’ne. Kami menghindari adanya banjir dari sungai serta longsor dari tebing bukit. Saya bersama pak Babinsa dan Pak Binmas telah mengambil sikap ini demi keamanan dan keselamatan warga,” kata Lurah Bontolerung Ramli Kiyo kepada ujungjari.com, Sabtu sekira pukul 14.17 Wita.

Dikatakan Ramli Kiyo, warga akan berada di pengungsian itu sampai Tripikel menyatakan kondisi betul-betul aman. Jika sudah dinyatakan aman, barulah para warga dipulang ke rumah masing-masing.

Lurah Bontolerung menyebutkan 32 KK yang mengungsi adalah keluarga Amir Dg Ngitung (3 orang), Bakka (3 orang), Jumadi (4 orang), Baso Bampo (3 orang), Ardan Hidayat (3 orang), Fandi Farma (3 orang), Syahrul Ramdan (3 orang), Taksir (4 orang), Muslimin (4 orang).

STAY. Lurah Bontolerung Ramli Kiyo bersama Tripikel dan PMI stay di posko bencana Bontolerung. (foto/ist)

Juga Bakri (6 orang), Rilli (8 orang), Sumiati (1 orang), Firmansyah (3 orang), Baharuddin (3 orang), Beang (3 orang), Baso (1 orang), Rahman Guling (8 orang), Nakku (5 orang), Mami (4 orang), Siking (5 orang), Eni (1 orang), Anto (4 orang), Conci (2 orang), Arman Dadi (3 orang), Basri Dg Tika (4 orang). Warga lainnya adalah Basir (2 orang), Akbar (4 orang), Juma (5 orang), Ira (3 orang), Sewang (3 orang), Dg Nakku (6 orang) dan Dg Tanang (1 orang).

“Kami ungsikan para warga sejak pagi dan sampai pukul 14.48 Wita ini mereka masih berada di pengungsian. Para warga baru kita kembalikan ke rumahnya jika kondisi betul-betul aman. Soalnya sampai saat ini hujan masih turun dan kami semua Tripikel bersama tim PMI Tinggimoncong masih standby di lokasi memantau kondisi, ” kata Ramli Kiyo. –