MAKASSAR,UJUNGJARI.COM – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mendapat kenaikan pangkat jabatan Lektor Kepala atas dedikasinya sebagai dosen pendidik di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Surat Keputusan (SK) kenaikan pangkat ini diserahkan langsung oleh Wakil Rektor III Unhas, Prof Farida Patittingi, sesaat sebelum Mentan Amran memulai kegiatan kuliah umumnya pada Jumat (20/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diketahui, Amran Sulaiman adalah pengajar yang mendedikasikan diri sebagai dosen tetap di Universitas Hasanuddin Makassar. Meskipun di sela kesibukannya yang luar biasa, Mentan Amran masih tetap meluangkan waktu untuk mengisi mata kuliah yang diampunya.

Baca juga:
Kronologi IRT Bulukumba Jadi Korban Curas di Malam Hari: Dikira Suami Buka Pintu Rumah BULUKUMBA– Peristiwa memilukan dialami oleh seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Bulukumba, Irma Fitria Mansur (38). Dia menjadi korban pencurian dengan kekerasan (Curas) saat suaminya tak berada di rumah, pada Minggu (15/12), sekira pukul 21.30 Wita. Sejam usai kejadian, polisi yang mendapatkan informasi adanya Curas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Apel, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu. Polisi kemudian mengarahkan korban melaporkan peristiwa tersebut. Keesokan harinya, pada Senin (16/12), korban memutuskan melapor di Mapolsek Ujung Bulu Polres Bulukumba. Lantas seperti apa kronologi terjadinya Curas tersebut? Kapolsek Ujung Bulu AKP Lis Mulyadi membeberkan kronologi terjadinya Curas berdasarkan pengakuan dari korban saat melapor di Mapolsek. Saat itu korban menceritakan secara detail peristiwa yang dialaminya. Menurut Lis Mulyadi, kejadiannya bermula saat korban sedang berbaring di dalam kamar tidur rumahnya sembari memainkan handphone (HP), pada Minggu (15/12), sekira pukul 21.15 Wita. Korban kemudian mendengar pintu rumahnya di bagian samping terbuka. “Dari pengakuan korban, pintu rumahnya di samping tidak terkunci. Saat pintu terbuka, korban mengira yang datang membuka pintu adalah suaminya. Sehingga korban tidak menghiraukan,” ungkap Lis Mulyadi kepada wartawan, Rabu (18/12). Tak berselang lama, ada pria yang bukan suaminya memasuki kamar tidurnya. Pria tersebut membawa pisau dapur yang diambilnya di rumah korban sendiri. “Terduga pelaku pun mengarahkan pisau dapur itu ke perut korban, lalu mengatakan janganko berteriak, tidak ku apa-apai jako,” ujar Lis Mulyadi. Dalam keadaan takut seperti itu, korban hanya bisa pasrah. Sambil menutup mulutnya, terduga pelaku langsung mengambil HP milik korban yang sesaat lalu masih dipencet-pencet. “Terduga pelaku juga mengambil satu unit laptop yang berada di atas lemari,” kata Lis Mulyadi lebih dalam menirukan pengakuan korban. Setelah mengambil Hp dan laptop, terduga pelaku meninggalkan rumah korban lewat pintu samping. Kasus Curas ini, membuat kepolisian dari opsnal gabungan bergerak cepat. Polisi memburu terduga pelaku AK alias AB (42) dan AR (37) selama dua hari. Pengejaran terhadap terduga pelaku dimulai di Desa Manjalling Kecamatan Ujung Loe Bulukumba, kemudian ke Kota Makassar hingga ke Kabupaten Barru.

Mereka yang mendapat bimbingan langsung dari Amran Sulaiman di antaranya mahasiswa pertanian strata satu (S1), S2, dan juga dari S3.

Atas dedikasinya tersebut, setidaknya terdapat tiga kampus besar yang pernah menawarkan gelar Profesor Honoris Causa kepada Mentan Amran. Namun, baginya proses adalah hal yang paling utama. Sehingga ia menyatakan tetap akan menempuh jalur normal di almamaternya untuk mendapat gelar profesor.

Sebelumnya dalam pemaparan materi kuliah umum, Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya kerja nyata dalam memenuhi produksi dalam negeri. Mentan Amran mengaku bersyukur Indonesia mampu melewati berbagai badai krisis multidimensi yang menerjang di semua negara.

Setidaknya, kata Mentan, tidak ada masyarakat Indonesia yang bernasib kelaparan akibat kekurangan pangan.

“Beda dengan negara lain, ada 58 negara yang menghadapi ancaman kelaparan serius, 725 juta penduduk dunia di antaranya kekurangan gizi. Persentasenya 55 persen di Asia dan 38 persen di Afrika,” katanya.

Menurut Mentan, kunci keberhasilan Indonesia salah satunya terletak pada pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan. Diketahui, pertanian masuk dalam program strategis nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan target swadembada dalam tiga tahun ke depan.

“Pembangunan yang dilakukan saat ini adalah pembangunan berkelanjutan. Dan tentu kita bersyukur karena petani tak perlu khawatir lagi dengan ketersediaan produksi,” ungkapnya.

Saat ini, kata Mentan, pemerintah telah mengerjakan proyek cetak sawah dan juga optimasi lahan atau oplah. Komando dua program tersebut berada langsung di bawah Presiden Prabowo.

Selain itu, pemerintah juga telah mengalokasikan pupuk bersubsidi yang jumlahnya naik dua kali lipat alias 100 persen. Terdapat juga bantuan pompa secara merata di seluruh Indonesia sebagai solusi cepat dalam menghadapi El Nino panjang.

“Alokasi pupuk bersubsidi (2018-2024) dikembalikan menjadi 9,55 juta ton dari yang sebelumnya hanya 4,5 juta ton. Ini membuktikan bahwa pemerintah terus memberi perhatiannya terhadap petani dan sektor pertanian,” jelasnya.

Mentan Amran menambahkan bahwa sektor pertanian juga memiliki kontribusi besar pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 12,5 persen. Selain itu, pertanian mampu tumbuh 1,7 persen di saat banyak negara tumbang akibat pandemi beberapa tahun lalu.

“Semua itu tidak lepas dari peran serta seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian bangsa,” jelasnya.