BULUKUMBA, UJUNGJARI— Cuaca buruk kembali melanda Kabupaten Bulukumba dan Kepulauan Selayar. Akibatnya jalur pelayaran Kapal Feri di Pelabuhan Bira Bulukumba menuju Pamatata dan pulau-pulau di Kepulauan Selayar, ikut terganggu dengan tingginya ombak atau gelombang permukaan air laut.

Cuaca yang buruk memaksa penundaan pemberangkatan kapal feri di Pelabuhan Bira, Bulukumba, pada Rabu (18/12). Para penumpang kapal feri mau tak mau menerima kondisi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mau ke Selayar, kami berlima. Karena pemberangkatan ditunda, kami nginap di sini,” ungkap salah satu penumpang, Esti kepada wartawan di Pelabuhan Bira Bulukumba.

Kepala Seksi Keselamatan UPT ASDP Bira, H Syahyadi membenarkan adanya penundaan pemberangkatan kapal feri kemarin. Dia menyebut, penundaan itu dengan alasan yang sama, yaitu faktor cuaca.

“Benar ada penundaan kemarin. Yang tertunda kemarin, kita berangkat subuh tadi pukul 03.00 Wita,” kata Syahyadi ketika dikonfirmasi Berita Kota Makassar, Kamis (19/12).

Dengan kondisi cuaca yang tak menentu seperti ini, maka jadwal pemberangkatan kapal feri pun ikut menyesuaikan. Artinya, kata Syahyadi lagi, sistem pemberangkatan itu bersifat buka tutup.

Baca juga:
Kronologi IRT Bulukumba Jadi Korban Curas di Malam Hari: Dikira Suami Buka Pintu Rumah BULUKUMBA– Peristiwa memilukan dialami oleh seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Bulukumba, Irma Fitria Mansur (38). Dia menjadi korban pencurian dengan kekerasan (Curas) saat suaminya tak berada di rumah, pada Minggu (15/12), sekira pukul 21.30 Wita. Sejam usai kejadian, polisi yang mendapatkan informasi adanya Curas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Apel, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujung Bulu. Polisi kemudian mengarahkan korban melaporkan peristiwa tersebut. Keesokan harinya, pada Senin (16/12), korban memutuskan melapor di Mapolsek Ujung Bulu Polres Bulukumba. Lantas seperti apa kronologi terjadinya Curas tersebut? Kapolsek Ujung Bulu AKP Lis Mulyadi membeberkan kronologi terjadinya Curas berdasarkan pengakuan dari korban saat melapor di Mapolsek. Saat itu korban menceritakan secara detail peristiwa yang dialaminya. Menurut Lis Mulyadi, kejadiannya bermula saat korban sedang berbaring di dalam kamar tidur rumahnya sembari memainkan handphone (HP), pada Minggu (15/12), sekira pukul 21.15 Wita. Korban kemudian mendengar pintu rumahnya di bagian samping terbuka. “Dari pengakuan korban, pintu rumahnya di samping tidak terkunci. Saat pintu terbuka, korban mengira yang datang membuka pintu adalah suaminya. Sehingga korban tidak menghiraukan,” ungkap Lis Mulyadi kepada wartawan, Rabu (18/12). Tak berselang lama, ada pria yang bukan suaminya memasuki kamar tidurnya. Pria tersebut membawa pisau dapur yang diambilnya di rumah korban sendiri. “Terduga pelaku pun mengarahkan pisau dapur itu ke perut korban, lalu mengatakan janganko berteriak, tidak ku apa-apai jako,” ujar Lis Mulyadi. Dalam keadaan takut seperti itu, korban hanya bisa pasrah. Sambil menutup mulutnya, terduga pelaku langsung mengambil HP milik korban yang sesaat lalu masih dipencet-pencet. “Terduga pelaku juga mengambil satu unit laptop yang berada di atas lemari,” kata Lis Mulyadi lebih dalam menirukan pengakuan korban. Setelah mengambil Hp dan laptop, terduga pelaku meninggalkan rumah korban lewat pintu samping. Kasus Curas ini, membuat kepolisian dari opsnal gabungan bergerak cepat. Polisi memburu terduga pelaku AK alias AB (42) dan AR (37) selama dua hari. Pengejaran terhadap terduga pelaku dimulai di Desa Manjalling Kecamatan Ujung Loe Bulukumba, kemudian ke Kota Makassar hingga ke Kabupaten Barru.

“Hari ini cuaca bagus. Hari ini kita berangkatkan lebih awal pukul 06.00 Wita pagi tadi. Kemudian pemberangkatan terakhir siang tadi,” ujarnya.

“Saat ini kondisi cuaca buruk, apalagi kalau banyak penumpang, maka sistem pemberangkatannya buka tutup. Jadwal pemberangkatan tergantung kondisi cuaca,” sambungnya.

Menurut Syahyadi, pada kondisi normal atau cuaca bagus, pemberangkatan kapal feri Bira-Pamatata ada tiga trip. Itu kata dia, dimulai pada pukul 08.00 Wita di trip pertama, kemudian pukul 11.00 Wita di trip kedua dan pukul 14.00 Wita di trip ketiga.

“Sekarang cuaca kadang kurang bagus. Kadang di sore hari kencang angin. Makanya jadwal diubah lebih awal. Antisipasinya diberangkatkan lebih awal,” katanya.

Khusus di bulan Desember 2024 ini, Syahyadi mengaku sudah terjadi penundaan pemberangkatan kapal feri selama tiga kali. Dia menyebut bahwa meski pemberangkatan lebih awal dari biasanya, pemberangkatan tetap tiga trip.

“Untuk pemberangkatan Bira menuju Pamatata, trip pertama KMP Balibo pukul 04.00 Wita, trip kedua KMP Kormomolin pukul 07.00 Wita, dan trip ketiga KMP Balibo pukul 10.00 Wita,” ujarnya.

“Untuk pemberangkatan Pamatata menuju Bira, trip pertama KMP Kormomolin pukul 04.00 Wita, trip kedua KMP Balibo pukul 07.00 Wita, dan trip ketiga KMP Kormomolin pukul 10.00 Wita. Untuk pemberangkatan Bira, Pattumbukang dan Pulau-pulau yaitu KMP Takabonerate pukul 00.00 Wita,” sambung Syahyadi.