Site icon Ujung Jari

Refleksi Akhir Tahun 2024: Langkah Menuju Presisi Kepolisian yang Semakin Baik

Oleh:Ahmad Razak
Dosen Fakultas Psikologi UNM

AKHIR tahun adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi terhadap berbagai capaian selama tahun 2024 serta kendala, dan peluang perbaikan di masa yang akan datang.

Bagi institusi kepolisian, refleksi ini menjadi sangat penting mengingat peran sentralnya dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan penegakan hukum. Dengan menerapkan konsep PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan), Polri memiliki kerangka kerja yang jelas untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat kepercayaan publik.

Selama setahun terakhir, institusi kepolisian dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dalam hal penanganan kasus besar, pengelolaan situasi darurat, maupun menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat.

Sebagian besar capaian layak diapresiasi, seperti keberhasilan dalam operasi penanggulangan kejahatan tertentu, pengelolaan keamanan acara besar, dan modernisasi teknologi kepolisian. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah permasalahan, seperti isu integritas dan profesionalisme, relative masih menjadi sorotan.

PRESISI sebagai visi Polri mencakup pendekatan prediktif yang mengandalkan data dan teknologi untuk mencegah kejahatan sebelum terjadi.

Dalam praktiknya, ini berarti kepolisian harus memanfaatkan sistem informasi yang canggih, seperti analisis big data dan pemantauan digital.

Sepanjang tahun, penerapan pendekatan ini telah menunjukkan hasil positif, meskipun masih terdapat tantangan dalam penyempurnaan infrastruktur teknologi dan pelatihan personel untuk menguasainya.

Responsibilitas kepolisian kepada masyarakat juga menjadi pilar penting dalam konsep Presisi. Evaluasi akhir tahun menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih menginginkan peningkatan dalam hal akuntabilitas dan respons terhadap laporan mereka.

Di era keterbukaan informasi, masyarakat berharap agar penanganan kasus dilakukan secara cepat, transparan, dan profesional, tanpa diskriminasi terhadap pihak mana pun.

Transparansi yang berkeadilan merupakan dimensi yang paling menonjol dalam menciptakan kepercayaan publik. Selama ini, transparansi diimplementasikan melalui konferensi pers, laporan tahunan, serta kanal-kanal komunikasi digital.

Namun, refleksi atas sejumlah kasus yang menjadi perhatian publik menunjukkan perlunya peningkatan dalam keterbukaan informasi, terutama terkait penanganan kasus-kasus besar dan sensitif.

Salah satu poin kritis dalam refleksi ini adalah pentingnya menjaga integritas personel kepolisian. Sepanjang tahun 2024, kasus penyalahgunaan wewenang yang melibatkan oknum polisi telah mencoreng citra institusi.

Hal ini menegaskan perlunya penguatan mekanisme pengawasan internal, pemberian sanksi tegas terhadap pelanggaran, serta pelatihan etika yang berkelanjutan bagi personel kepolisian.

Kepolisian juga perlu meningkatkan upayanya dalam membangun kemitraan dengan masyarakat. Pendekatan komunitas atau community policing merupakan salah satu strategi yang dapat dioptimalkan.

Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, kepolisian dapat memahami kebutuhan, kekhawatiran, dan harapan publik, sehingga pelayanan yang diberikan lebih relevan dan efektif.

Di sisi lain, refleksi akhir tahun harus mencakup evaluasi atas kesejahteraan personel kepolisian. Kondisi kerja yang optimal, dukungan psikologis, dan fasilitas yang memadai merupakan faktor penting untuk memastikan personel dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Kepolisian yang sehat secara fisik dan mental akan lebih mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Selain itu, penggunaan teknologi modern harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

Sistem pelaporan digital, aplikasi pelacakan kasus, dan pemanfaatan kamera pengawas yang terintegrasi merupakan langkah penting menuju kepolisian yang lebih presisi. Namun, implementasi teknologi ini harus diiringi dengan kebijakan perlindungan data yang ketat untuk menjaga privasi masyarakat.

Pelatihan berkelanjutan juga menjadi agenda yang tidak boleh diabaikan. Personel kepolisian harus dibekali dengan kemampuan yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman, seperti penanganan kejahatan siber, penegakan hukum berbasis digital, dan resolusi konflik di masyarakat yang semakin kompleks.

Refleksi akhir tahun juga menjadi momentum untuk semakin meningkatkan kualitas komunikasi publik. Di era media sosial, setiap tindakan kepolisian dapat dengan mudah menjadi perhatian masyarakat.

Oleh karena itu, strategi komunikasi yang baik, konsisten, dan transparan sangat diperlukan untuk menjaga citra institusi dan memberikan informasi yang jelas kepada publik.

Pada akhirnya, refleksi akhir tahun ini bukan hanya tentang mengevaluasi apa yang sudah dilakukan, tetapi juga merancang langkah ke depan untuk mewujudkan kepolisian yang lebih baik dan makin PRESISI.

Dengan berpegang pada prinsip PRESISI, Polri terus meningkatkan kinerjanya, memperkuat hubungan dengan masyarakat, dan menjadi institusi yang benar-benar dipercaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Langkah menuju presisi kepolisian yang lebih baik memerlukan komitmen, kerja sama, dan inovasi berkelanjutan. Dengan semangat refleksi dan perbaikan diri, kepolisian dapat menjadi pilar kuat dalam menciptakan masyarakat yang aman, adil, dan Sejahtera. (Bravo Kepolisian).

Exit mobile version