GOWA, UJUNGJARI.COM — Sejak merebaknya kasus penemuan barang bukti uang palsu (upal) ratusan juta berikut alat pencetakan upal di gedung perpustakaan kampus UIN Makassar di Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa beberapa hari lalu, hingga kini, kasus tersebut, masih jadi misteri.

Keberhasilan Polres Gowa membongkar aktivitas pencetakan upal ini telah membuka mata masyarakat jika di Kabupaten Gowa ada produksi upal dengan skala besar dan terkesan rapi. Hingga saat ini Kepolisian Resort (Polres) Gowa masih menyelidiki temuan upal yang diduga sudah beroperasi sekian lama tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dan hingga kini pula, pihak Kepolisian masih mengejar salah satu oknum terduga pelaku yang diakui Kapolres Gowa AKBP Reonald Truly Simanjuntak sebagai pelaku utama. Indikasi itu disebutkan Kepolisian setelah oknum dosen bernama IB berhasil diamankan saat penggerebekan dilakukan di lokasi perpustakaan UIN.

BERANTAKAN. Sejumlah buku dan dokumen dalam ruangan kerja kepala perpustakaan terlihat berantakan pasca penggeledahan.(foto/ist)

Dan pihak Kepolisian belum merilis resmi kasus ini. Menurut hasil konfirmasi Kapolres Gowa, rilis kasus belum dilakukan sebab masih melakukan pengembangan.

Rektor UIN Prof Hamdan Juhannis yang hendak dimintai komentarnya, Senin (16/12) siang tidak berhasil ditemui. Yang ada di Gedung Rektorat UIN hanyalah Wakil Rektor (Warek) I Prof H Kamaluddin Abunawas.

Saat dimintai konfirmasinya terkait kasus tersebut, sesaat meninggalkan kantornya, Prof H Kamaluddin Abunawas tampak enggan bicara dan menolak menjawab pertanyaan sejumlah wartawan yang sudah menantinya beberapa jam di lobi kantornya. Prof H Kamaluddin Abunawas bahkan berusaha menghindari wartawan.

“Tidak ada pernyataan yaa, nanti setelah rilis dari Kepolisian, ” ucap Prof H Kamaluddin Abunawas singkat.

Hal sama diperlihatkan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Saat dimintai tanggapannya terkait temuan kasus upal di kampus mitra Pemkab Gowa ini, Bupati Adnan hanya menjawab pertanyaan wartawan dengan empat suku kata. “Saya cek dulu yaah, ” kata Adnan sambil menuju mobilnya yang terparkir di depan mako Divif 3 Kostrad di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Senin (16/12).

Seperti diketahui sejak awal pemberitaan upal ini viral, pasca penggeledahan ruangan perpustakaan UIN oleh Kepolisian pada Minggu dinihari lalu itu, aktivitas di perpustakaan UIN Makassar di Romang Polong ini sempat terhenti. Anehnya, ruangan perpustakaan itu sama sekali tak diberi police line atau garis polisi sebagaimana aturan yang diberlakukan Kepolisian pada sebuah TKP. Bahkan aktivitas di kawasan perpustakaan itu sudah mulai ramai lagi.

Pada salah satu ruangan perpustakaan itu terlihat banyak benda dan properti ruangan dalam kondisi tidak normal. Ruangan itu memang telah digeledah habis oleh aparat Kepolisian untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus upal yang diduga kalangan publik sudah semacam pabrikasi lantaran di situ konon telah dicetak miliaran upal pecahan 100 dan 50 ribuan.

Dari hasil pantauan media, sejumlah ruangan tampak rusak dan berantakan. Seperti di ruangan Kepala Perpustakaan, gagang pintu terlihat rusak dan beberapa buku dan dokumen terlihat berantakan.

Sementara pada ruangan lainnya seperti di kamar kecil, terlihat ada sebuah ruangan lain yang mencurigakan lantaran di atas plafon kamar kecil itu ada sebuah ruangan lain lagi diduga ruangan itulah yang dijadikan tempat memproduksi pencetakan upal yang konon sudah bernilai Rp 8 miliar. Kasus pencetakan upal ini diduga melibatkan oknum pejabat dan pegawai kampus. –