MAKASSAR – Bawaslu Sulsel menggelar Doa Bersama untuk Sulsel Menuju Pemilihan Serentak 2024 bertajuk “Harmoni dalam Keberagaman, Bersama Memilih untuk Masa Depan Sulsel” di Rujab Gubernur Sulsel, Ahad, (24/11/2024), malam.

Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar turut hadir melalui zoom dari Arab Saudi. Dia memberikan pesan kuat untuk menjaga persatuan jelang pemilihan serentak 2024

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengawali sambutannya dengan memberikan apresiasi kepada jajaran KPU dan Bawaslu Sulsel atas kerja keras mereka dalam menyelesaikan tahapan pemilihan dengan baik. Ia mengatakan bahwa Sulsel merupakan salah satu ikon provinsi yang membanggakan di Indonesia Timur.

“Saya sangat setuju dengan pernyataan Ketua Bawaslu bahwa Sulsel adalah cermin Indonesia Timur. Jika ingin melihat keberhasilan di timur Indonesia, lihatlah Sulsel. Banyak hal membanggakan yang dapat kita lihat dari provinsi ini,” ujar Nasaruddin.

Menag mengajak seluruh masyarakat Sulsel untuk tetap kompak dan menjaga reputasi yang telah dicapai. “Sejarah membuktikan bahwa Sulsel adalah ikon manusia cerdas di kawasan Asia Tenggara. Mari kita pertahankan prestasi yang telah kita torehkan bersama,” tambahnya.

Pesan untuk Pemilu Damai

Sebagai bagian dari keluarga Bugis-Makassar, Nasaruddin memberikan beberapa pesan penting untuk masyarakat Sulsel menjelang Pemilu 2024.

Pertama, ia berpesan untuk saling mendoakan. Ia mengingatkan pentingnya doa sebagai senjata utama orang beriman, tanpa memandang perbedaan politik dan agama.

“Sekalipun beda pilihan, jangan mendoakan keburukan bagi orang lain. Itu bukan ajaran leluhur kita atau Rasulullah SAW,” tegasnya.

Kedua, ia agar semua menerima hasil Pemilihan. Nasaruddin menekankan pentingnya bersikap dewasa dalam menerima hasil pemilu.

“Siapa pun yang terpilih nanti, kita harus bersatu dan mengucapkan selamat. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan keberhasilan yang tertunda. Allah sudah mengatur segalanya,” jelasnya.

Ketiga, hindari isu SARA dan Etnisitas.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam isu primordial, etnis, atau agama, karena hal tersebut hanya akan merugikan.

“Kita tidak ingin melihat konflik berdarah hanya karena perbedaan politik. Mari tunjukkan kedewasaan kita sebagai masyarakat Bugis-Makassar yang matang,” katanya.

Keempat, ia berpesan pentingnya kematangan masyarakat dan kandidat
Menag berharap para pendukung calon dapat menerima kenyataan dengan lapang dada.

“Karena itu biasa terjadi. Kadang kandidat sudah menerima, tetapi pendukung atau para loyalis justru tidak menerima. Jika kandidat dan masyarakat matang, Sulsel akan menjadi contoh provinsi yang sehat secara demokrasi,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Nasaruddin Umar menyampaikan harapan dari Tanah Suci agar Sulsel mendapatkan pemimpin terbaik yang mampu merangkul semua elemen masyarakat.

“Semoga pemimpin yang terpilih tidak mengecewakan, baik bagi mereka yang memilih maupun yang tidak memilihnya. Lupakan perbedaan saat kampanye, demi Sulsel yang lebih baik,” pungkasnya. (mum)