TAKALAR, UJUNGJARI–Film 1 Coto 5 Ketupat mendapat apresiasi dari pemerintah daerah Kabupaten Takalar, Dukungan  disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar,  Dr.H.Muhammad Hasbi, S.STP., M.AP, M.I.KOM, di sosmed pribadi. Muhammad Hasbi memberikan ucapan selamat atas karya anak bangsa, demi mengangkat kearifan lokal, Kamis (21/11/2024).

Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar mengucapkan banyak terimakasih kepada hasil karya anak bangsa demi mengangkat kearifan lokal, yang mana cukup banyak budaya kita yang butuh di publish untuk ditonton seluruh masyarakat Indonesia,

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Coto asal mula dari kerajaan Gowa, yang dulunya, namun sekarang, setelah pemerintahan administratif, Coto ada dua kampung di Kabupaten Takalar yang menjadi produsen Coto, yakni adalah Desa Tonasa dan Desa Paddinging Kecamatan Sanrobone kabupaten Takalar

Sekda Takalar berharap, putra putri Sulawesi Selatan, dapat mengembangkan perfilman Nusantara, membuat karya yang membanggakan demi mengangkat kearifan lokal yang bisa ditonton oleh seluruh Dunia baik lokal maupun internasional,Terang Sekda Takalar

Sementara di dalam film 1 Coto 5 Ketupat bercerita bahwa,”1 Coto 5 Ketupat” mengisahkan kehidupan keluarga Daeng Naba, seorang pengusaha, Coto Makassar yang dikenal dengan cita rasa masakannya yang melegenda. Berasal dari resep warisan leluhur, Coto Makassar tak hanya menjadi santapan khas bagi masyarakat, tetapi juga simbol persatuan dan kehangatan keluarga.

Dulu, hidangan ini tercatat ditemukan pada tahun 1538, coto adalah warisan kuliner sejak Kerajaan Gowa.Bermuladi Takalar, dulunya, disajikan untuk kalangan bangsawan dan raja Bugis-
Makassar, namun kini menjadi kebanggaan kuliner yang dicintai seluruh lapisan masyarakat.

Cerita ini berfokus pada konflik dan kehangatan dalam rumah tangga Daeng Naba, yang dihuni pula oleh saudara iparnya, Daeng Ancu. Sosok Daeng Ancu adalah paman dari anak-anak Daeng Naba, penuh canda dan humoris, seringkali berhasil mencairkan suasana dengan kejenakaannya. Meskipun suka bercanda, Daeng Ancu selalu setia menjaga keutuhan keluarga dan sangat menghargai tradisi, termasuk resep coto warisan keluarga.

Anak-anak Daeng Naba pun memiliki karakter masing-masing yang unik. Saleh, si anak sulung, memiliki ambisi besar untuk mengembangkan warung coto keluarga. Namun,
ide-idenya yang sering tidak sejalan dengan cara tradisional menimbulkan ketegangan, terutama dengan Fajar, sang anak tengah yang lebih kalem, selalu mengalah, dan menjaga keharmonisan. Ifah, si bungsu yang paling ceria, sering kali menjadi sumber kebahagiaan keluarga dengan keceriaannya yang menular, meskipun terkadang butuh perhatian ekstra.

Ketika Daeng Naba mempertimbangkan masa depan warung cotonya, ia dihadapkan pada keputusan besar: kepada siapa warisan cita rasa keluarga ini akan ia percayakan.

Bersama Daeng Ancu, mereka menuntun anak-anak untuk menghargai makna tradisi dan kekuatan keluarga yang menyatu di dalam setiap mangkuk coto yang mereka hidangkan,

“1 Coto 5 Ketupat” adalah sebuah film komedi keluarga yang menghangatkan hati,
memadukan tawa, haru, dan keindahan tradisi kuliner khas Makassar. Film ini mengajak penonton tidak hanya menikmati kisah kocak keluarga ini, tetapi juga mengenal lebih dekat filosofi dan sejarah Coto Makassar sebagai identitas budaya yang berharga bagi masyarakat Indonesia Timur.Cerita Sekda Takalar kepada awak media.(Jaya)