MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Murid-murid SD Inpres Banta-Bantaeng 1 yang tergabung dalam program DEWATA ikut memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Kota Makassar yang ke-41 di sekolahnya, Sabtu, 9 November 2024.

DEWATA, yang merupakan program inovasi sekolah yang berada di Kecamatan Rappocini itu, akronim dari Dewan Anak Tangguh. Ini merupakan implementasi partisipasi anak untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng 1, Hj Baena, S.Pd, M.Pd, menyampaikan bahwa anak-anak DEWATA meriahkan hari jadi Kota Makassar dengan menampilkan berbagai tari dan lagu daerah. Juga ada penyajian penganan khas, berupa kue-kue tradisional. Ini juga merupakan pendidikan karakter pada program kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

Baena menambahkan spirit dan nilai-nilai yang diajarkan kepada anak-anak DEWATA sejalan dengan tema HUT Kota Makassar, tahun ini, yakni “Tangguh Sejahtera Bahagia”.

Peringatan HUT Kota Makassar di SD Inpres Banta-Bantaeng 1 dimulai dengan apel bersama di halaman sekolah.

Dalam sambutannya selaku Kepala Sekolah, Hj.Baena, menyampaikan bahwa untuk menjadi generasi tangguh maka budaya 3S itu perlu diaplikasikan di sekolah kita dan budayakan di manapun anak-anakku berada. 3S yang dimaksud, yaitu Sipakatau, Sipakainga, dan Sipakalabbiri.

Sipakatau, jelas Baena, adalah saling memanusiakan sebagaj manusia, saling peduli tidak boleh membully. Juga saling menyayangi dan saling berbagi. Dia mencontohkan, hari ini kue-kue tradisional dihidangkan bersama, sesuai tema HUT Kota Makassar, dengan senang hati saling berbagi membahagiakan.

Selanjutnya, kata Baena, Sipakainga berarti saling mengingatkan jika ada kelalaian atau khilaf maka perlu disampaikan dengan cara yang baik dan sopan. Kalau sudah diingatkan maka yang diingatkan juga menerima dengan menyampaikan ucapan terima kasih.

Baena yang menggunakan pendekatan budaya itu, menjelaskan pula tentang Sipakalabbiri/Sipakalebbi. Menurutnya, budaya ini bermakna saling menghargai dengan tata krama sopan santun. Misalnya, kakak menyayangi adiknya, adik menghormati kakaknya. Masing-masing sadar diri dengan posisinya. Dengan begitu, akan terwujud senantiasa suasana bahagia. (ert)