MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Diskusi Publik bertema ‘Peran Penting Media Menjaga Kondusifitas Pilkada Serentak Tahun 2024’ di Red Corner pada Sabtu (9/11/2024).

Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari media untuk membahas peran strategis jurnalis dalam menjaga iklim yang sehat dan kondusif selama Pilkada berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Silahuddin Genda, Direktur Upeks.co.id sekaligus Komisaris Harian Ujungpandang Ekspres, menyampaikan pentingnya profesionalisme jurnalis dalam menyajikan berita yang berimbang, faktual, dan edukatif.

Menurutnya, menjelang Pilkada, banyak pasangan calon (paslon) atau tim pendukung yang menciptakan media partisan. Hal ini berpotensi menghasilkan informasi hoaks yang hanya bersifat sementara dan tidak berkelanjutan pasca Pilkada.

Di situlah ruang yang diciptakan jurnalis yang tidak profesional hanya menciptakan isu yang menguntungkan calonnya dan merugikan lawannya.

Ketika jurnalis profesional tidak berperan dalam membantu pemerintah, dalam hal ini KPU, untuk menyajikan berita yang menarik, faktual, dan berimbang, maka kesempatan untuk menunjukkan profesionalisme jurnalistik menjadi hilang.

“Di sinilah tugas jurnalis, bagaimana membantu KPU sebagai penyelenggara bisa menciptakan informasi yang sejuk, netral, dan bagaimana pemberitaan itu meningkatkan partisipasi masyarakat,” tambah Silahuddin.

Ia menekankan bahwa masyarakat harus memahami setiap tahapan Pilkada melalui informasi yang diberikan oleh jurnalis. “Karena peran jurnalis, sehingga publik tahu tahapan bisa memisahkan mana berita benar dan hoaks,” ujarnya.

Sulawesi Selatan sendiri masuk dalam lima besar daerah dengan kerawanan tinggi dalam pelaksanaan Pilkada, khususnya di aspek pencalonan. Potensi kerawanan tersebut memerlukan mitigasi dari penyelenggara untuk mengantisipasi potensi konflik atau permasalahan yang muncul.

Direktur Utama Harian Fajar Faisal Palapa mengatakan, saat ini jurnalis dihadapkan pada tantangan besar dengan semakin canggihnya teknologi informasi, di mana setiap orang bisa mengakses dan menyebarkan berita melalui media sosial.

“Hoaks semakin banyak, dan ini menjadi tantangan kita semua untuk menjaga profesionalisme jurnalis. Berita harus disampaikan secara jujur dan berimbang, serta mempertahankan idealisme dan standar jurnalistik,” ujarnya.

Faisal Palapa juga menyoroti pentingnya klarifikasi dan verifikasi dalam setiap pemberitaan. “Ketika menerima informasi awal, pastikan untuk selalu melakukan klarifikasi dan verifikasi. Periksa keseimbangan, akurasi, serta data yang diterima, apalagi jika informasi tersebut berasal dari tim pasangan calon atau konstituen,” jelasnya.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa media berperan sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat, penyelenggara, dan konstituen.

“Biarkan kampanye media menjadi ajang adu gagasan. Setiap calon harus diberikan ruang yang setara untuk menyampaikan visi dan misinya, sehingga masyarakat dapat mengenali program yang ditawarkan dengan baik,” tambahnya. (rhm)