MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Di tengah padatnya ruko dan rumah peribadatan yang ada di Jalan Bacan, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, ada satu lokasi yang sangat ramai pada pagi hari yang dipenuhi oleh orang-orang Tionghoa yakni Pasar Bacan atau pasar Pecinan.
Pasar Bacan atau pasar yang dahulu lebih dikenal dengan pasar Cina ini termasuk salah satu pasar tradisional tertua yang ada di Makassar.
Menurut salah seorang pedagang yang sudah sejak kecil orang tuanya berjualan di pasar Cina ini mengatakan jika pasar ini sudah ada sejak abad ke-19.
“Pasar ini sudah berapa kali ganti lokasi dan yang terakhir di Jalan Bacan, makanya dinamakan juga pasar Bacan,” ujar Edy seperti dikutip dari celebesmedia.com.
Diketahui lokasi dari pasar Cina ini sudah berpindah-pindah sebanyak 3 kali. Lokasi awal berada di Jalan Sulawesi, selanjutnya di Jalan Sangir, lalu di Jalan Timor hingga terakhir di Jalan Bacan.
“Itu karena banyak warga sekitar sini yang bermukim tidak setuju depan rumahnya dijadikan pasar, makanya pindah. Namun kami pindah tetap berada di wilayah Pecinan,” tambahnya.
Di Pasar Bacan sehari-harinya dapat kita temui berbagai kebutuhan seperti makanan khas laut, daging, sayur-mayur, rempah-rempah, dan lainnya.
Pasar yang jadi salah satu tujuan warga Tionghoa di sekitar kawasan Pecinan ini mulai beraktivitas dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 13.00 Wita siang setiap harinya.
Meski lokasinya berada di tengah pemukiman Tionghoa, tapi para pedagang di pasar ini adalah mayoritas warga beretnis Bugis dan Makassar. Di pasar yang sangat bersih ini kita dapat menyaksikan betapa akurnya interaksi antara pembeli Tionghoa dengan penjual dari Bugis dan Makassar.