Site icon Ujung Jari

Permintaan Meniadakan Debat Antaracalon Wakil Bupati Dianggap Kecemasan Berlebihan

Oplus_131072

JAJARAN KPU Takalar diminta untuk tetap melaksanakan mekanisme debat sesuai apa yang telah diputuskan dan sesuai dengan regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KPU pun diminta oleh LO tim pasangan 01, DM-HHY, untuk tidak merespon permintaan dari Ketua Tim Pemenangan Paslon 02 SK-Nojeng, Jussalim Sammak yang juga Ketua Partai Gelora Takalar yang meminta agar segmen debat antar calon wakil bupati dihapuskan atau ditiadakan,

Hal tersebut disampaikan Jussalim Sammak, segmen tersebut dianggap tidak substantif dan tidak banyak berpengaruh terhadap pemahaman visi-misi utama pasangan calon.

Namun, usulan ini memicu kontroversi dan dianggap kurang profesional oleh beberapa pihak.

“Permintaan tim paslon nomor dua yang meminta untuk meniadakan segmen debat wakil bisa menjadi sinyal ketidakpercayaan terhadap kompetensi calon wakil bupati yang diusung pihaknya. Usulan tersebut dinilai dapat mengurangi kesempatan bagi para pemilih untuk menilai kesiapan kedua kandidat dalam bekerja sama sebagai pasangan pemimpin,” tegas LO pasangan 01 DM-HHY.

Menanggapi hal tersebut, Pemerhati Pemilukada, Ainun Tri Risky Ch, Nisa yang merupakan Alumni Fakultas Psikologi UNM Makassar menjelaskan, adanya keinginan pihak pihak tertentu yang ingin meniadakan salah satu segmen debat antara wakil bupati, pada dasarnya memiliki kecemasan dan kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan rasa takut dan khawatir.

Ia mengatakan perasaan takut dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi.

Menurut American Psychological Association (APA), kecemasan merupakan keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stres, ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdebar kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya).

Lebih jauh dijelaskan, terdapat beberapa gejala kecemasan di antaranya yaitu: Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang, memandang masa depan dengan rasa was-was, atau khawatir akan masa depan, kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung), sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain, gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah, dan keluhan somatik (khawatir berlebihan terhadap penyakit).

Gejala lainnya adalah mudah tersinggung, membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisasi), ragu dalam mengambil keputusan, bila bertanya atau mengemukakan sesuatu seringkali di ulang-ulang dan apabila sedang emosi seringkali bertindak histeris. “Ketakutan, kekhawatiran, dan kegelisahan yang tidak beralasan pada akhirnya menghadirkan kecemasan.

Kecemasan ini, kata dia, tentu akan berdampak pada perubahan perilaku seperti, menarik diri dari lingkungan, tidak percaya diri, sulit fokus dalam beraktivitas, susah makan, mudah tersinggung, rendahnya pengendalian emosi amarah, sensitif, tidak logis, dan susah tidur.

Exit mobile version