MALINO–Dalam semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Menyambut Hari Toleransi Internasional, puluhan pemuda lintas iman dari berbagai agama di Sulawesi Selatan berhasil menggelar Kemah Orang Muda Lintas Iman Batch 2 yang sukses dan menginspirasi.
Acara yang berlangsung selama tiga hari, 25-27 Oktober 2024, di Madiva, Malino Meditation Village ini menjadi bukti nyata bahwa toleransi bukanlah sekadar kata-kata, melainkan tindakan nyata yang menyatukan perbedaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan yang digagas oleh PERMABUDHI Sulawesi Selatan dan Jalin Harmoni ini berhasil mengumpulkan 27 peserta dari berbagai agama, termasuk Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, Baha’i, Syi’ah, dan Ahmadiyah. Selain itu, perwakilan dari organisasi seperti MIPG, WALHI, dan LBH Makassar turut berpartisipasi.
Selama kemah, para peserta tidak hanya diajak untuk bersenang-senang, tetapi juga didorong untuk saling mengenal, memahami, dan menghargai perbedaan keyakinan dan latar belakang masing-masing. Melalui berbagai kegiatan dan diskusi, mereka diajarkan pentingnya menumbuhkan rasa toleransi dan kekeluargaan.
“Kita boleh berbeda keyakinan, kita boleh berbeda pandangan ataupun pendapat. Tetapi yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara kita untuk bisa mencintai orang lain seperti bagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Menumbuhkan rasa kekeluargaan itu menjadi sangat penting, asalkan tidak menumbuhkan ego,” tegas Enrique Justine Sun, C.DhA., Ketua Panitia Kemah Orang Muda Lintas Iman Batch 2.
Keberhasilan kemah ini menjadi bukti bahwa pemuda-pemudi di Sulawesi Selatan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kerukunan umat beragama. Mereka membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu dan membangun persaudaraan. (els)