MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Pengurus Provinsi Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (Pengprov FOBI) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menggelar penataran sertifikasi pelatih tingkat dasar.
Rencana Penataran tersebut akan berlangsung selama tiga hari (8 -10/11/2024) di Malino, Kabupaten Gowa, Sulsel. Penataran ini akan diikuti 30 peserta. Mereka berasal dari 12 utusan FOBI Kabupaten dan kota se Sulsel.
Rencana pelatihan ini diputuskan pada rapat Pengurus FOBI Sulsel yang dipimpin ketuanya Yongris Lao di Warkop Kocan, Jl Irian, Sabtu (19/10/2024) malam.
Ketua FOBI Sulsel Yongris Lao menjelaskan salah satu tujuan penataran ini guna meningkatkan kualitas dan kuantitas serta meningkatkan jumlah pelatih Barongsai di Sulsel.
‘’Kualitas dan kuantitas pelatih harus terus diasah. Apalagi kita akan menghadapi Pra Porprov tahun depan,” jelas Yongris.
Menurut Yongris, peserta penataran sertifikasi pelatih ini akan diikuti 30 peserta. Ada yang berbeda dari Penataran pelatih tingkat dasar ini. Selain calon pelatih, FOBI Sulsel juga mengajak dua atlet mendampingi calon pelatih untuk ditatar agar lebih paham dengan aturan pertandingan yang baku.
Ketua Panitia pelatihan pelatih tingkat dasar Muh Tawing menambahkan 12 Pengurus Kabupaten (Pengkab) FOBI di Sulsel bisa mengutus pelatih dan dua atlet sebagai peserta.
‘’Ini kesempatan yang baik bagi masyarakat pecinta Cabor Barongsai khususnya dari kabupaten dan kota se Sulsel untuk bisa menjadi pelatih. Karena bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru. Apalagi Barongsai adalah cabor resmi di Indonesia,” kata Tawing.
Barongsai sudah resmi menjadi salah satu cabang olahraga di Indonesia. Cabor ini tergabung dalam Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI). Secara resmi sudah diakui bahkan menajdi salah satu anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Di KONI Sulsel dan KONI Makassar, FOBI juga sudah menjadi salah satu anggota. Pada Porda 2018 di Pinrang Barongsai menjadi salah satu cabor yang dipertandingkan secara eksebisi.
Untuk tingkat nasional, olahraga yang berasal dari Tiongkok ini pun sering dipertandingkan di berbagai daerah di Indonesia. Prestasi atlet Barongsai Indonesia sangat membanggakan. Buktinya Indonesia pernah menjadi juara dunia pada kejuaraan dunia barongsai pada 2009 dan 2015. Sementara pada ajang yang sama tahun 2017 dan 2019 menjadi runnerup.
Kini Barongsai tidak hanya dimainkan oleh masyarakat etnis Tionghoa. Cabor ini sudah merambah ke berbagai suku, ras, serta kepercayaan di negeri ini. Hal ini membuktikan bahwa Barongsai sudah tidak menjadi kebudayaan saja, melainkan sudah menjadi olah raga yang digemari oleh semua elemen masyarakat. (rud)