JAKARTA,UJUNGJARI.COM-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) kembali diundang menjadi narasumber pada acara Rapat Koordinasi Pembina Fungsi (Rakorbin) SDM dan PNS Polri TA 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (15/10).
Sebelumnya, pada Juni 2024 Mentan Amran juga diundang menjadi narasumber pada Dialog Kebangsaan di Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespim) Lemdiklat Polri, Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Rakorbin tahun ini mengangkat Tema SDM Polri yang Adaptif dan Berintegritas Menuju Society 5.0 Guna Mewujudkan Indonesia Maju, diikuti para Karo di bawah SDM Polri seluruh Indonesia.
Selain memaparkan perkembangan pertanian, Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) ini juga memotivasi peserta untuk sukses. Caranya, kata Amran adalah mampu mengelola perasaan atasan dengan menjadi bawahan yang baik.
“Kalau atasan punya masalah 10, maka tarik 2 atau 3, sehingga masalahnya berkurang. Selesaikan di bawah jangan naik ke atas,” katanya.
Jangan justru sebaliknya, jadi bawahan yang hanya menambah persoalan. Setiap bertemu, perasaan atasan tidak enak.
“Ini namanya menyusahkan, pasti sulit naik pangkat,” kata Amran, yang disambut tepuk tangan.
Sebagai pengusaha, akademisi dan menteri, Amran menceritakan pengalaman serta menunjukkan implementasi di lapangan untuk memajukan pertanian Indonesia.
Mimpi Besar Pertanian
Selama 11 bulan memimpin Kementerian Pertanian (dilantik kedua kalinya 25 Oktober 2023), Amran telah mengatasi berbagai persoalaan dan membawa sektor pertanian “berlari” kencang.
Di tangan Mentan Amran, sektor pertanian mengukir mimpi besar, yakni menjadikan negara tercinta ini sebagai negara mandiri sekaligus lumbung pangan dunia dan pemain besar.
“Dulu pernah kita raih pada tahun 2017, 2019, 2020, 2021. Namun kali ini kita punya cita-cita yang lebih besar lagi menjadi negara lumbung pangan dunia,” kata Amran.
“Kami keluarga TNI Polri. Kami makan dari gaji Negara sejak kecil, jadi tidak akan mengkhianati negara ini. Kami merah putih,” kata Amran.
Untuk itu negara harus mandiri pangan sehingga tidak ada impor karena impor memperkaya petani luar negeri, bukan petani Indonesia.
Menurut Mentan Amran, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Pangan bermasalah negara akan bermasalah.
Kalau krisis ekonomi, masih bisa diatasi, tapi manakala krisis pangan, maka akan melompat ke krisis politik.
“Jadi sekarang yang kita lakukan adalah preventif, kita jaga di hulu, bukan di hilir. Kita tingkatkan produksi, cetak sawah, libatkan milenial dan mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern,” katanya.
Selain itu, Kementan juga mempunyai program pompanisasi, kemudahan memPeroleh pupuk subsidi (cukup dengan KTP) dan jumlahnya ditambah dua kali lipat, perluasan areal tanam (PAT), Optimasi lahan (Oplah), alsintan, bibit dan benih unggul dan program lainnya.
Mentan Amran memaparkan banyak hal dalam membangun pertanian menuju lumbung pangan global. Ia juga membagikan kiat-kiat sukses serta motivasi yang membuat peserta terdorong untuk melaksanakannya.
Hadir dalam kegiatan ini, Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Pol Prof Dr Dedy Prasetyo, M.Hum. M.Si., M.M, Irjen Kementan, Komjen Pol Drs Setyo Budiyanto, SH., MH, tenaga ahli menteri Prof Dr Ir Desrial, M.Eng. IPU., APEC Eng. (est)