JAKARTA,UJUNGJARI.COM–Politisi yang juga mubalig, Tamsil Linrung terpilih menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2024-2029. Senator asal Sulawesi Selatan itu terpilih dalam voting tertutup pemilihan pimpinan DPD RI di gedung paripurna DPR, Selasa, 1 Oktober malam.

Tamsil mendampingi Sultan B Najamuddin yang terpilih sebagai Ketua. Selain Tamsil, Sultan juga didampingi dua wakil ketua lainnya yakni Gusti Kanjeng Ratu Hemas asal Daerah Istimewa Yogyakarta dan Yorrys Raweyai dari Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai pimpinan DPD, Tamsil mengatakan DPD harus memastikan bahwa setiap daerah memiliki representasi yang setara dan berimbang dalam formulasi kebijakan nasional.

Karena itu, kata dia, ijtihad politik DPD, sebagai lem¬baga tinggi negara yang punya akses langsung ke masyarakat daerah dan kewenangan konsti¬tusional di pusat, adalah proaktif melakukan improvisasi peran mediasi dan agregasi. Termasuk berdialog dengan Pemerintah Pusat.

“Dengan menyadari posisi politik DPD, maka secara kelem¬bagaan maupun secara per¬son bagi setiap senator, wajib hukumnya membangun komu¬nikasi dengan berbagai pihak,” katanya.

Bagi Tamsil, periode 2024-2029 merupakan episode keduanya menjadi senator. Sebelumnya pada Pemilu 2019, alumni Universitas Negeri Makassar ini juga terpilih sebagai anggota DPD RI.

Pria kelahiran Mandalle, Pangkep, 17 Septemebr 1961 ini dikenal sebagai politisi Indonesia berkarakter. Sebelum menjadi anggota DPD, Tamsil adalah anggota DPR RI tiga periode sejak 2004 hingga 2019 dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di DPR RI sendiri, ia pernah menjadi wakil ketua Badan Anggaran DPR.

Pengalaman politik Tamsil lainnya adalah maju sebagai calon Wali Kota Makassar periode 2013-2018. Kala itu ia berpasangan dengan ustaz Das’ad Latif. Pilkada saat itu dimenangkan pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal.

Pendidikan dan Organisasi

Tamsil Linrung menamatkan pendidikan dasar di SDN 19 Tauladan Pertiwi. Selanjutnya melanjutkan studi ke SMEP Negeri Segeri di Pangkep (1973-1976) dan SMA Negeri 1 Parepare (1976-1979).

Setamat SMA, Tamsil melanjutkan studi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujungpandang yang kini berubah nama menjadi Universitas Negeri Makassar. Tamsil mengambil jurusan Ekonomi Perusahaan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS).

Semasa menjadi mahasiswa, Tamsil dikenal sebagai aktivitas yang garang. Ia kerap memprotes kebijakan pimpinan kampus yang tidak berpihak pada mahasiswa.

Sejumlah organisasi kampus pernah dipimpin Tamasil. Di antaranya Ketua Umum Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Ujungpandang, pemimpin redaksi Warta Kampus IKIP Analisis, dan lainnya.

Di luar kampus, Tamsil pernah menjadi Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ujungpandang dan Ketua Umum LDMI Cabang Ujungpandang. Kariernya di HMI mencapai puncak saat terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI MPO periode 1988-1990.

Karier organisasi Tamsil lainnya adalah Sekretaris Umum ICMI Orwil Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Sekretaris Yayasan Abdi Bangsa, Bendahara Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Penasihat Pergerakan Demokrasi Ekonomi Rakyat Indonesia dan Sekretaris Umum Yayasan Pusat Pendidikan Islam Internasional Indonesia. (fachruddin)