GOWA, UJUNGJARI.COM — Salah satu pintu peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) adalah mengetahui dan paham karakteristik daerah. Karena itu Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menegaskan para pengelola PAD harus mampu memahami karakteristik daerahnya.
Dengan memahami karakteristik daerahnya maka akan lebih mudah dalam menggali potensi-potensi peningkatan PAD.
Hal itu disebutkan Adnan saat memberikan penguatan upaya dalam peningkatan realisasi penerimaan PAD pada Rakornis PAD yang digelar Pemkab Gowa di Bali, Jum’at (27/9) kemarin. Rakornis ini dihelat selama tiga hari, berakhir Minggu (29/9).
Dihadapan para pimpinan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) Kabupaten Gowa, Adnan membeberkan sejumlah strategi yang sangat memungkinkan dilakukan agar PAD terealisasi optimal.
“Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk peningkatan PAD. Ada beberapa sektor kunci seperti pengembangan pariwisata unggulan, menciptakan iklim investasi yang kondusif serta melakukan inovasi-inovasi peningkatan PAD termasuk optimalisasi NPWP Cabang, pengaturan zona nilai tanah, peningkatan pelayanan dan penagihan, serta pemutakhiran data wajib pajak. Itu sektor kuncinya, ” kata Adnan.
Ditegaskannya, PAD sangat penting karena akan digunakan untuk membiayai program-program pembangunan yang telah direncanakan sesuai dengan visi dan misi daerah.
Bertempat di Fashion Hotel, Badung, Bali tersebut, Adnan meminta para pengelola PAD yang hadir dalam Rakornis dapat memanfaatkan kesempatan rakor ini dengan baik.
“Saya harap setelah kembali dari rakornis ini, semua pengelola PAD lebih giat lagi mencari sumber-sumber PAD yang baru untuk meningkatkan pendapatan daerah,” kata Adnan.
Kepala Bapenda Gowa Indra Wahyudi Yusuf menjelaskan rakornis ini bertujuan menyamakan persepsi antara target dan realisasi PAD serta memberikan edukasi terkait perubahan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sesuai dengan UU No 1 tentang anggaran keuangan pemerintah daerah.
Indra menyebutkan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Gowa agar PAD mampu tercapai, seperti melalui upaya intensifikasi atau menjalankan apa yang sudah baik dan ekstensifikasi yakni akan terus menggali lebih banyak potensi-potensi yang selama ini lose control, terutama di sektor resto, hotel, villa, dimana masih banyak masyarakat yang belum sadar terkait kewajiban nya membayar pajak.
Rakornis PAD tiga hari ini menghadirikan pemateri diantaranya pakar ekonomi Sulsel Prof Marsuki DEA yang memaparkan tentang perlunya local taxing power Pemda diperkuat sebab didasarkan desentralisasi fiskal yang dilaksanakan berbarengan dengan pemberian otonomi kepada daerah untuk mengurus diri sendiri.
“Setiap perangkat daerah yang mengelola jenis pelayanan retribusi daerah, perlu menyusun rencana bisnis yang baik dengan menerapkan SOP yang jelas dalam pemberian layanan, adanya pengendalian yang jelas terhadap penggunaan biaya dan perolehan pendapatan untuk memastikan penerimaan bersih pada tingkat ekonomis,” kata Marsuki. –