MAKASSAR, UJUNGJARI–Pasangan calon bupati petahana, Symasari Kitta-Natsir Ibrahim Daeng Nojeng, dinilai memiliki visi serta misi yang inovatif serta terukur di sektor pendidikan. Visi dan misi itu bahkan dinilai sangat jauh unggul dibanding program serta visi misi calon bupati lainnya.
Salah satu program di sektor pendidikan yang dicetuskan SK-Nojeng adalah “Gerakan Kembali Bersekolah”. Tageline program ini dinilai sejumlah kalangan adalah sebuah langkah cerdas memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Takalar.
Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) Takalar, Ahmad Yani Kasang Daeng Lira, Selasa (17/09/2024) menegaskan, Gerakan Kembali Bersekolah yang digagas SK-Nojeng merupakan program jitu yang harus kita dukung semua. Alasannya, kata Ahmad Yani, program tersebut ampuh menggenjot Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Takalar di bidang pendidikan serta memutus rantai kemiskinan antar generasi.
“Banyak yang tidak bersekolah karena masalah ekonomi. Dan Gerakan Kembali Bersekolah merupakan langkah taktis pemerintah memastikan semua anak di Takalar mengenyam pendidikan baik formal, nonformal dan informal. Gerakan ini memberikan kesempatan kedua bagi anak yang putus sekolah untuk mendapatkan masa depan yang lebih bagus,” tegas Ahmad Yani.
Menurut dia, apa yang diprogramkan SK-Nojeng in, sama sekali tidak ditemukan di visi misi calon bupat lain di Takalar.
Ahmad Yani menambahkan, secara tehnis, mekanisme kerja inovasi ini, dimulai dengan pendataan anak tidak sekolah oleh desa dan sekolah. Data ini kemudian dikoordinasikan oleh camat dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di seluruh kecamatan untuk melengkapi data Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM).
Basis data SIPBM menjadi awal gerakan kembali bersekolah ini bergema, karena data SIPBM dijadikan sebagai rujukan dalam pemanfaatan data basis perencanaan di kabupaten hingga ke desa.
“Intinya, ini program yang sangat cerdas dan terukur. Insya Allah, SK-Nojeng menang untuk Takalar yang lebih baik ke depan,” tegas Ahmad Yani.
Sementara itu, pengamat sekaligus pakar pendidikan Universitas Sulawesi Barat, Dr. Hamsyah Haseng,S.E.,M.Si menegaskan , program pasangan Syamsari Kitta dan Natsir Ibrahim lebih mengedepankan pelayanan dasar, khususnya pendidikan dan kesehatan, yang menjadi fokus utama dalam program kerja mereka.
Pendididikan ini penting bagi seluruh masyarakat Takalar yang masuk kategori mulai dari usia 6 tahun hingga tingkat SMA. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban sebuah bangsa, pendidikan berasal dari satu kata kerja yaitu “mendidik” yang berarti memelihara dan mengajarkan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pendidikan, kata Hamsyah, sering terjadi di bawah bimbingan orang lain maupun secara otodidak atau belajar sendiri. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan maka program Gerakan Kembali Bersekolah, yang dicetuskan SH-HN sangatlah tepat dan harus didukung.
Sampai saat ini, pemerataan pendidikan di Indonesia masih belum juga berhasil termasuk di beberapa daerah, terutama di beberapa wilayah khusus seperti Takalar. Bahkan, kesenjangan hasil serta mutu pendidikan sangat penting ditingkatkan. Banyak aspek yang harus menjadi pertimbangan khusus. “Insya Allah SK HN bisa meningkat kan mutu pendidikan dengan Gerakan Kembali Bersekolah,” tegasnya.
Hamsyah Haseng berpesan, mutu pendidikan di Takalar harus terus digenjot untuk bisa unggul dari daerah daerah di sekitarnya. Salah satu caranya, dengan meningkatkan prestasi siswa di semua bidang. Dia mengakui, kalau beberapa kecamatan di Takalar, saat ini peningkatannya kurang signifiikan. “Saya harap dengan Gerakan kembali bersekolah mutu pendididikan di Takalar jauh lebih maju, merata dan meningkat,” tandasnya.
Komentar lain datang dari politisi Partai Gelora Takalar, Ahmad Daeng Nyengka. Menurut legislator Takalar ini, Gerakan Kembali bersekolah merupakan inovasi yg konstitusional sesuai dengan cita cita luhur bangsa Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara, termasuk anak yang kurang mampu secara fisik dan ekonomi, berhak memperoleh pendidikan.
“Semoga SK – HN kembali diberi amanah oleh rakyat agar inovasi ini dapat di rasakan langsung oleh masyarakat Takalar,” kata Ahmad.
Dia menguraikan, program-program seperti “Gerakan Kembali Bersekolah” dan “Pelayanan Kesehatan Gratis” secara langsung menyentuh kebutuhan masyarakat sehari-hari, memberikan solusi nyata terhadap tantangan yang dihadapi warga Takalar.
Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa anggaran pemerintah daerah (APBD) Takalar sangat terbatas. Oleh karena itu, program-program yang terlalu ambisius, terutama yang memerlukan pembiayaan besar, berpotensi sulit direalisasikan. Masyarakat Takalar kini semakin cerdas dalam menilai visi, misi, dan program kerja calon pemimpin. Mereka bisa dengan cepat menilai mana janji yang realistis dan mana yang hanya sekadar isapan jempol.
Visi dan misi yang tidak konkrit dan terkesan terlalu idealis hanya akan menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat, terutama jika janji-janji tersebut tidak sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Masyarakat Takalar sudah memiliki pemahaman yang matang mengenai pentingnya program yang mengutamakan kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, calon bupati dan wakil bupati diharapkan mampu menawarkan program-program yang realistis dan dapat segera diimplementasikan, bukannya janji-janji kosong yang tidak mungkin diwujudkan dengan keterbatasan anggaran. (*)