MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Sebagai rangkaian kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tema Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Teknologi Informasi di Pulau Lae-Lae Kota Makassar Sabtu (14/9/2024) diadakan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga menjadi Eco-enzyme di Gedung Serbaguna Lae-Lae.

Kegiatan PKM yang digagas oleh 3 dosen UNM, Dr. Idham Irwansyah Idrus, Dr. Agus Syam dan Ulfa Utami, M.Si. terlaksana atas kerjasama dengan Pokdarwis Lae-Lae.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Juga dihadiri rekan dari Klik Hijau Anis Kurniawan selaku Direktur Klik Hijau, Hikmah aktifis lingkungan yang saat ini bekerja di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta ibu-ibu di Pulau Lae-Lae sebanyak 23 orang.

Dalam sambutannya diawal kegiatan, idham irwansyah sampaikan pentingnya meminimalisir sampah khususnya dalam rumah tangga.

“Dalam pengembangan wisata salah satu unsur penting adalah kebersihan, di mana sampah rumah tangga berkontribusi besar terhadap jumlah timbulan sampah. Untuk meminimalisir sampah rumah tangga dan sekaligus dapat bernilai ekonomis diadakanlah pelatihan pembuatan eco-enzyme,” jelasnya.

Sebelumnya Tim PKM telah mengadakan pelatihan pengelolaan obyek wisata berbasis teknologi digital dan sosialisasi hidup bersih dan sehat.

Kegiatan ini diselingi dengan pemberian secara simbolik beberapa alat berupa tempat sampah terpilah 8 unit, timbangan digital, dan beberapa alat pembuatan eco-enzym lainnya dan diterima oleh ketua Pokdarwis.

Sahaka, selaku ketua Pokdarwis Lae-Lae
Menyampaikan terimakasih kepada tim PKM UNM atas kegiatan yang dilaksanakan di pulau Lea-Lae.

“Berterima kasih kepada Tim PKM UNM yang telah bersedia berkegiatan di Pulau Lae-Lae, terlebih lagi tema yang diangkat sangat sesuai dengan kebutuhan warga yang umumnya adalah nelayan agar ke depannya bisa berdaya dan hidup lebih sejahtera melalui pengembangan wisata”, ucapnya.

Sebagai destinasi wisata, Pokdarwis Lae-Lae berperan membangun keterlibatan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan wisata yang ada.

Selanjutnya, Anis Kurniawan dalam paparannya juga menjelaskan tentang eco-enzym kepada masyarakat.

“Eco-enzyme dikenal juga sebagai cairan ajaib, karena memiliki manfaat yang sangat banyak, antara lain sebagai cairan pembersih, sabun, pupuk, bahkan dapat dijadikan obat untuk beberapa penyakit tertentu. Selain itu, tentu bernilai ekonomis karena dapat mengurangi pengeluaran dan bahkan dapat dijual,” jelasnya.

Pelatihan pembuatan eco-enzyme dibimbing oleh ibu Hikmah, kemudian diikuti oleh ibu-ibu saat proses pembuatan eco-enzym.