TAKALAR, UJUNGJARI—Tensi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Takalar yang akan dihelat 27 November 2024 mulai memanas.
Pasalnya, sejumlah massa pendemo yang menolak perpanjangan HGU PTPN pabrik gula Takalar membawa Alat Peraga Kampanye (APK) berupa banner calon Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Massa pendemo yang mentasnamakan Gerakan Rakyat Anti Monopoli Tanah (GRAMT) itu melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Takalar, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Pattallassang, Kamis (5/9/2024).
“Kami menolak perpanjangan HGU PTPN pabrik gula Takalar,” kata Ikbal jenderal lapangan yang diaminkan sejumlah massa pendemo di depan kantor Bupati Takalar tersebut.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara (Jubir) Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan calon Wakil Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye-Hengky Yasin, Ahmad Sabang angkat bicara.
“Kami keberatan karena pendemo membawa APK berupa banner calon Bupati kami saat mereka melukan demo di depan kantor Bupati Takalar,” jelas Ahmad Sabang.
Anggota DPRD dari Partai NasDem itu menegaskan, jika demo itu tidak ada kaitannya dengan calon Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye.
“Demo penolakan perpanjangan HGU PTPN pabrik gula Takalar itu tidak ada hubungannya dengan calon Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye,” tegas mantan aktivis itu.
Ahmad Sabang juga menegaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim kuasa hukum Paslon Bupati dan calon Wakil Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye-Hengky Yasin.
“Kuasa hukum dari Paslon Bupati dan calon Wakil Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye-Hengky Yasin akan mengkaji terlebih dahulu persoalan ini, tegasnya.
Ahmad Sabang mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan soal adanya demo penolakan perpanjangan HGU PTPN pabrik gula tersebut.
“Kami tidak permasalahkan aksi unjuk rasa itu, yang kami persoalkan jangan bawa-bawa APK banner calon Bupati kami, artinya jangan dikait-kaitkan dengan Daeng Manye,” geramnya. (*)