DENPASAR,UJUNGJARI.COM–Di sela forum Indonesia Africa Forum ke-2 dan High Level Forum Multi Stakeholder Partnership di Nusa Dua, Bali, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Taruna Ikrar menandatangani nota kesepahaman dengan Food and Drug Administration (FDA) Tanzania.
Penandatanganan kerja sama berlangsung di Nusa Dua, Selasa (3/9). Food and Drug Administration Tanzania merupakan lembaga negara setingkat BPOM di Indonesia.
Taruna Ikrar mengatakan kerjasama kedua negara ini sangat strategis dalam mengawasi produk medis, termasuk obat-obatan, vaksin, darah, diagnostik dan perangkat medis.
“Kerja sama ini sangat penting untuk pemberian layanan kesehatan di semua negara baik Tanzania maupun Indonesia. Setiap negara membutuhkan pasokan produk medis yang aman, berkhasiat, berkualitas baik dan terjangkau untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan perawatan pasien sesuai standar WHO,” kata Taruna.
Dokter kelahiran Makassar ini menambahkan Sistem regulasi yang baik dan efektif diperlukan untuk memastikan kualitas, keamanan dan kemanjuran produk medis dan untuk promosi perdagangan dan kemajuan sosial ekonomi.
Menurut dia, produk medis sangat diatur karena peran penting yang dimainkannya dalam masyarakat dan kompleksitas, dan terkadang kontroversi, yang terkait dengan penilaian keamanan, kualitas, kemanjuran dan efektivitasnya.
Oleh karena itu, kata dia, semua negara perlu memiliki Badan Pengatur Obat Nasional (NMRA) yang efektif dan efisien, kalau di Indonesia Ada Badan Pengawasan Obat dan makanan (BPOM) dan di Tanzania Food and Drug Administration. (yud)