ikut bergabung

Bantu Tangani Krisis Sudan, BPOM RI Sepakati Kirim Bantuan Farmasi


Berita

Bantu Tangani Krisis Sudan, BPOM RI Sepakati Kirim Bantuan Farmasi

NUSADUA,UJUNGJARI.COM–Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan Sudan, Haitham Mohamed Ibrahim Awadalla, di Nusa Dua, Bali, Selasa (03/09).

Pertemuan ini digelar sebagai upaya mendukung Sudan yang tengah menghadapi krisis kesehatan. Pertemuan yang berlangsung di sela-sela Indonesia-Africa Forum II (IAF II) dan berhasil mencapai kesepakatan penting untuk memperkuat kerja sama di sektor farmasi antara kedua negara.

Sudan saat ini tengah menghadapi tantangan besar akibat perang saudara dan wabah kolera yang mengancam kesehatan masyarakat secara luas. Sebagai sesama anggota National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) Organisation of Islamic Cooperation (OIC), BPOM terpanggil untuk memberikan dukungan penuh, baik melalui bantuan langsung maupun peningkatan kapasitas regulasi obat di Sudan.

Sebagai wujud solidaritas, Indonesia telah beberapa kali mengirimkan bantuan medis darurat ke Sudan. Dalam pertemuan bilateral ini, BPOM berkomitmen menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Sudan dan Asosiasi Farmasi Indonesia (Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia) untuk memberikan bantuan obat-obatan esensial guna mengatasi wabah kolera di Sudan.

Obat-obatan yang diusulkan untuk dikirimkan meliputi zink, doksisiklin, azitromisin, eritromisin, dan siprofloksasin.

Selain bantuan obat-obatan, BPOM juga akan mendukung Sudan dalam meningkatkan kapasitas regulasi obat melalui pelatihan dan transfer pengetahuan kepada otoritas regulatori Sudan. Kedua negara juga akan membahas kemungkinan kerja sama lebih lanjut dalam evaluasi obat, inspeksi cara pembuatan obat yang baik (CPOB), dan pelepasan lot vaksin.

Baca Juga :   Walikota Makassar Hadiri World Cities Summit Mayor Forum 2023 di Korea

Komitmen ini menegaskan peran BPOM sebagai regulator obat di Indonesia yang telah diakui oleh WHO dengan tingkat kematangan (maturity level) 3 dan 4, serta keanggotaannya dalam Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S).

“Kerja sama ini merupakan bukti nyata dari solidaritas kemanusiaan Indonesia terhadap rakyat Sudan. Kami berharap bantuan yang kami berikan dapat meringankan beban penderitaan mereka dan berkontribusi pada pemulihan sektor kesehatan di Sudan,” ungkap Taruna Ikrar.

Menteri Kesehatan Sudan, Dr Haitham Mohamed Ibrahim Awadalla, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia.

“Kerja sama ini sangat berarti bagi kami dalam menghadapi krisis kesehatan yang tengah melanda. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan semakin erat di masa mendatang,” ujarnya.

dibaca : 372

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top