JERMAN, UJUNGJARI.COM — Ternyata budaya Indonesia makin go international. Buktinya, budaya Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) Rechtenflether, Bremen, Jerman.
Hal itu diketahui setelah Sekolah Tumbuh Yogyakarta asal Indonesia melakukan pertukaran budaya dengan SD di Bremen tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertukaran pelajar yang dikemas dalam tema ‘Merajut Persahabatan Melalui Gamelan’ pada Kamis (29/8) lalu ini berlangsung seru. Para siswa yang ikut dalam kolaborasi dua sekolah dua negara ini tak bergeming kendati suhu di Jerman saat ini mencapai 30 derajat Celcius (°C) dimana terik matahari cukup menyengat.
Luar biasa, para siswa larut dalam momen pertukaran budaya itu tanpa terganggu dengan cuaca di musim panas negara ini. Para siswa SD Rechtenflether Bremen menyambut rombongan siswa Sekolah Tumbuh Yogyakarta dengan riang.
Tangan-tangan kecil mereka mengibarkan bendera Indonesia dan bendera Jerman yang siswa buat sendiri. Rombongan siswa Sekolah Tumbuh Yogyakarta yang dipimpin oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Wironegoro lupa penat akibat perjalanan panjang dari Eindhoven, Belanda.
Kepala Sekolah Grundschule Rechtenflether, Ireneusz Kalan menyatakan kegembiraannya sebagai tuan rumah. “Musik menyatukan kita di sini. Musik menyatukan perbedaan dan menjauhkan kita dari konflik dan perang,“ kata Ireneusz.
Sementara itu KPH Wironegoro menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat yang diberikan dan menekankan pentingnya keberlanjutan kerja sama semacam ini di masa mendatang.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar pertukaran budaya, tapi juga kesempatan untuk memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan perspektif global,“ papar KPH Wironegoro.
Selaku Pembina Sekolah Tumbuh, KPH Wironegoro menyerahkan sumbangan berupa satu set Gong Kempul kepada SD Rechtenflether untuk menggantikan Gong Kempul milik mereka yang telah rusak.
Penyerahan Gong Kempul mengawali pertukaran budaya antar siswa yang dimulai dengan penampilan lagu ‘Gundul-gundul Pacul’ oleh para siswa Sekolah Tumbuh dengan iringan gamelan dari SD Rechtenflether.
Penampilan ini disambut dengan antusiasme para siswa dan staf Sekolah Dasar Rechtenflether, yang juga telah mempelajari dasar-dasar gamelan dalam kelas musik mereka.
Salah seorang siswi bernama Paulina dengan bersemangat menyatakan, keinginannya untuk belajar main gamelan yang semakin besar setelah melihat penampilan tersebut. Dalam sesi penyambutan, para siswa SD Rechtenflether juga mempersembahkan dua buah lagu Jerman, dilanjutkan sesi ramah-tamah dengan berbagai jajanan pasar khas Indonesia dan kudapan Jerman. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para siswa untuk berinteraksi dan saling mengenal.
Terkait kegiatan tersebut, Konjen RI Renata Siagian mengatakan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah terjalin antara KJRI Hamburg dengan Sekolah Dasar Rechtenflether dan Bremerphilharmoniker dalam pendirian kelas Gamelan pada April 2024 lalu.
“Kami sangat menghargai dukungan dari KPH Wironegoro untuk kerja sama ini. Kami tidak membayangkan bahwa dalam waktu yang sangat singkat, kurang dari lima bulan, kerja sama yang terbentuk antara KJRI Hamburg dan SD Rechtenflether sudah dapat membuahkan kegiatan pertukaran sekeren ini. Jum’at, 30 Agustus tadi, rombongan bertemu dengan siswa-siswi kelas 9 dari Wichern-Schule Hamburg di KJRI Hamburg. Ada seorang guru musik di sana yang setiap tahun mengajak kelasnya berkunjung ke KJRI Hamburg setahun sekali untuk mengenal instrumen gamelan,“ kata Renata.
Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari program kunjungan sosial budaya Sekolah Tumbuh di Yogyakarta ke Eropa (Belanda dan Jerman) yang difasilitasi oleh Stichting Hibiscus di Belanda. Turut dalam rombongan, KGR Pembayun, di samping tiga orang guru pendamping bagi 24 orang siswa Sekolah Tumbuh. –