JAKARTA,UJUNGJARI.COM—Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Taruna Ikrar mengaku menerima banyak keluhan terkait harga obat-obatan yang cukup tinggi. Bahkan jika dibandingkan dengan luar negeri, harga obat di Indonesia jauh lebih tinggi.

Menyikapi hal itu, Taruna akan segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan perusahaan farmasi yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam waktu dekat ini akan koordinasi dengan pengurus Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia,” katanya di Jakarta, Jumat (23/8).

Taruna mengaku heran harga obat Indonesia jauh lebih mahal disbanding obat dari luar negeri. Akibatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia banyak yang tidak maksimal karena kalah bersaing dengan luar negeri.

Karena pelayanan itu pula, banyak warga Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri.

“Ini yang membuat ratusan miliar setiap tahun devisa negara hilang. Ini harus disikapi serius,” katanya.

Taruna menambahkan agar harga obat bisa lebih murah, pihaknya akan memastikan peningkatan sinkronisasi dan koordinasi antarlembaga yang mendukung sistem pengawasan obat dan makanan. Salah satunya dengan industri farmasi.

Ia menegaskan dirinya fokus mengawal harapan Presiden Jokowi untuk mewujudkan kemandirian penyediaan obat di dalam negeri dan mempermudah akses obat yang diperlukan di dalam negeri sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat. (pap)