ikut bergabung

Pengamat Sebut Andreas Berkontribusi Menurunkan Produksi Pertanian Sejak 2020


Nasional

Pengamat Sebut Andreas Berkontribusi Menurunkan Produksi Pertanian Sejak 2020

JAKARTA,UJUNGJARI.COM — Pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK) Saiful, Sabtu (10/8/2024) menilai Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas berkontribusi menurunkan produksi pertanian sejak 2020.

Dari data yang ada, selama periode tersebut, proyek-proyek Andreas di Kementerian Pertanian (Kementan) tidak membuahkan hasil bahkan gagal total.

Salah satu contohnya di tahun 2017, kata Saiful, Kementan meminta pertanggungjawaban Andreas atas kegagalannya saat bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka pemuliaan varietas dan produksi benih padi.

Ceritanya bermula pada 2017, saat Dwi Andreas yang menjabat sebagai Ketua AB2TI mengadakan kerjasama proyek dengan BB Padi Kementan dalam rangka pemuliaan varietas dan produksi benih padi.

Saat itu, Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BB Padi Kementan, Suprihanto membeberkan kerjasama yang akhirnya dihentikan, karena tidak sesuai dengan tujuannya, yaitu melepas varietas padi milik AB2TI yang bersifat spesifik lokasi, berdaya hasil tinggi dan layak diusulkan untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional. Kegiatan tersebut direncanakan berlangsung selama tiga tahun sampai 2019.

Pembatalan kerjasama dengan AB2TI itu, karena mereka mengabaikan beberapa tahapan pelepasan varietas. Pembatalan tersebut berdasarkan hasil evaluasi akhir tahun 2017, menunjukkan AB2TI tidak memahami prosedur dan kaidah standar pelepasan varietas. Ditemukan beberapa hal yang menyalahi prosedur baku.

Baca Juga :   Empat Mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar PPL di KPI Jakarta

“Yaitu diabaikannya beberapa tahapan pelepasan varietas, sehingga dapat berdampak pada kualitas hasil,” jelas Saiful mengutip Suprihanto yang memberi keterangan di Kantor BB Padi, Subang, Jawa Barat, Senin (5/11/2018) waktu itu.

Padahal, sambung Suprihanto, menyiapkan varietas benih tidak boleh asal-asalan. Tetapi harus ketat melalui proses seleksi, sehingga hasilnya memenuhi standar pelepasan varietas yang berlaku di Indonesia.

“Ini kan pekerjaan harus bisa dipertanggungjawabkan. Kami nilai sebagai proyek gagal dan terpaksa dihentikan di tengah jalan, proyek ini berpotensi berdampak masalah Hukum,” ujar Suprihanto.

Menanggapi tudingan Dwi Andreas dan gagalnya proyek Andreas tersebut, Saiful justru balik bertanya dan menuding Andreas sebagai biang kerok.

“Artinya tudingan ini justru menunjuk dirinya sendiri. Karena di sepanjang periode tersebut, Andreas terlibat langsung dalam kontrak kerjasama dengan Kementan.

dibaca : 340

Laman: 1 2 3 4



Komentar Anda

Berita lainnya Nasional

Populer Minggu ini

Arsip

To Top