JAKARTA,UJUNGJARI.COM–Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor mengungkapkan pada saat iklim ekstrim musim kemarau ini terbukti petani tetap semangat berproduksi, hal ini ditunjukkan kegiatan pompanisasi yang berjalan efektif memasok air untuk pertanaman padi.

Mengacu data hasil survey KSA amatan Juni 2024, BPS, luas panen pada bulan Agustus diperkirakan 0,94 juta hektar dengan produksi padi 4,62 juta ton dan September seluas 1 juta hektar dengan produksi padinya 5,14 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“kondisi pertanaman padi ini tentunya relatif lebih bagus dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Di tahun lalu, luas panen padi bulan Agustus 0,86 juta hektar dan September 0,84 juta hektar,” demikian dikatakan Sofyan di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Oleh karena itu, Sofyan optimis produksi beras di bulan Agustus dan September 2024 mengalami surplus dan tentunya lebih bagus dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data KSA BPS, produksi bera bulan Agustus diperkirakan 2,66 juta ton dan September di kisaran 3 juta ton. Konsumsi beras nasional pada dua bulan ini yakni sebesar 2,58 juta ton per bulan, sehingga di bulan Agustus terjadi surplus beras 0,08 juta ton dan September sebesar 0,38 juta ton.

“Artinya apa? prediksi panen ini lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab Produksi beras pada Agustus 2023 mengalami difisit,” ungkapnya.

Menurutnya, intervensi penanganan dan antisipasi menghadapi musim kemarau ini terlihat lebih siap dan sangat membantu petani menyiapkan air dan terasa langsung manfaatnya. Yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tengah menjalakan program pompanisasi nasional guna mengantisipasi dampak kemarau Panjang sejak dini yang tujuanya agar petani tetap menanam padi sehingga produksi padi atau beras nasional aman.

“Iya silakan dicek data BPS juga memprediksi kondisi yang tidak jauh beda. Di wilayah Jabar, Jateng dan Jatim meskipun kemarau tapi tetap ada panen dan tanam, adalah di kisaran 100 sampai 200 ribu hekrar panen tiap provinsi dan pada daerah irigasi teknis bahkan ada yang tanam 3 kali setahun,” sebutnya.

“Bahkan pantauan kami terlihat lahan tadah hujan di daerah Cianjur dan Garut itu bisa bertanam padi karena ada pompanisasi,” pinta Sofyan. (pap)