GOWA, UJUNGJARI.COM — Usai memimpin coffee morning di kantor Pemkab Gowa, Senin (15/7) pagi, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan langsung sidak (inspeksi mendadak) ke RSUD Syekh Yusuf Gowa.

Kunjungan sidaknya itu gegara adanya laporan masuk kepadanya terkait adanya seorang pasien tewas diduga tidak mendapatkan respon baik dari pihak IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa tiga hari lalu. Karenanya, Bupati Gowa pun menuju rumah sakit menyertakan Inspektorat (diwakili Irban Anwar Asru serta Zubair Usman, Kepala BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tiba di RSUD, Bupati Gowa ini langsung mericek kebenaran informasi yang masuk kepadanya. Kepada pihak managemen RSUD, Bupati Adnan terlihat berang bahkan sempat mendamprat beberapa pihak managemen RSUD yang dinilainya tidak optimal dalam pelayanan kepada masyarakat.

Usai meminta penjelasan dari Direktur Utama RSUD drg Rahmawati Djalil, Bupati Adnan langsung memeriksa beberapa bagian pelayanan vital rumah sakit diantaranya ruang Radiologi dan IGD. Adnan juga mempertanyakan sejumlah fasilitas rumah sakit yang dinilainya tidak optimal penggunaanya.

Termasuk peralatan CT Scan yang hanya satu berfungsi dari dua yang dimiliki rumah sakit dan peralatan USG yang hanya 1 unit berfungsi. Juga termasuk peralatan mesin pendingin ruangan atau air conditioner (AC) yang ada dalam ruangan IGD. Pasalnya ada AC besar satu unit dan empat unit AC standar namun ruangan IGD tidak sejuk.

“Saya datang sidak setelah melihat pemberitaan di media sosial ada pasien meninggal karena tidak diberikan perawatan, begitu katanya. Makanya saya cek. Saya langsung panggil managemen RSUD Syekh Yusuf,” ucap Adnan.

Menurut Adnan, banyak hal yang perlu dibenahi di RSUD Syekh Yusuf. Dirinya juga sudah meminta Inspektorat memanggil dan memeriksa pihak Puskesmas Parangloe (asal pasien dirujuk) dan managemen RSUD Syekh Yusuf.

“Saya minta kedua pihak dipanggil untuk mencari tahu letak ‘mis’ nya dimana sehingga pasien sekarat dengan kondisi tingkat kesadaran tersisa 3 katanya tidak terlayani. Memang kondisi pasien sudah sangat sekarat. Yang perlu kita perhatikan adalah sistem rujukan. Diketahui bahwa sebelum pasien dirujuk oleh pihak Puskesmas, pihak RSUD Syekh Yusuf telah menjawab di Sisruk bahwa IGD, kamar perawatan dan ICU saat ini sedang penuh. Namun ternyata pihak Puskesmas tetap membawanya ke RSUD Syekh Yusuf. Makanya sekarang saya melakukan pengecekan sistem dari Puskesmas ke rumah sakit. Apalagi pihak RSUD sudah menyampaikan bahwa semua serba full termasuk kamar perawatan. Pihak rumah sakit sudah mengarahkan agar dirujuk ke rumah sakit lain tapi pasien itu tetap dibawa ke RSUD Syekh Yusuf,” kata Bupati Gowa.

Karena itu, Adnan minta ke Inspektorat untuk memanggil Puskesmas Parangloe serta pihak managemen RSUD Syekh Yusuf untuk dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui dimana terjadinya mis tersebut.

Terkait fasilitas di RSUD Syekh Yusuf yang rusak, Adnan mengakui ada beberapa yang rusak berdasarkan penjelasan pihak RSUD.

“Iya ada beberapa alat yang rusak dan tahun ini sudah masuk penganggarannya. Contoh di USG ada satu alat yang rusak sehingga itu membuat antrian masyarakat yang ingin periksa. Kemudian CT Scan dari dua unit CT Scan satunya tidak berfungsi atau rusak. Itulah yang membuat antrian cukup panjang. Karena sudah dianggarkan juga sehingga tahun ini saya minta diperbaiki secara keseluruhan supaya tidak membuat antrian panjang, ” terang Bupati Gowa.

Sementara itu, Dirut RSUD Syekh Yusuf drg Rahmawati Djalil awalnya hendak menghindari para media yang menungguinya untuk diminta penjelasan soal kondisi rumah sakit dan soal penanganan pasien tersebut, mengaku tidak mengetahui masalah yang dialami pasien bersangkutan.

Dirut RSUD Syekh Yusuf mengaku pada hari itu dirinya kurang tahu juga karena sedang sibuk di beautiful Malino.

“Nanti kita liat dulu. Jadi pada saat dia dirujuk kami ada sistem. Di sistem itu kami sudah jawab langsung. Dijawab untuk bisa dialihkan ke lainnya. Jadi terkait soal itu, nanti kita pertemukan sesuai arahannya bapak (Bupati Gowa, red) pihak Puskesmas dan rumah sakit untuk mengetahui kronologisnya bagaimana supaya tidak ada mis antara kami. Dan kami pasti evaluasi dan pelayanan akan kami tingkatkan supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini, ” kata drg Rahmawati.

Dikatakan drg Rahmawati, khusus untuk IGD memiliki sekira 30 tempat tidur tapi itu terbagi-bagi. Ada untuk isolasi, ada untuk anak, ada untuk umum dan lainnya. Sementara alat bantu juga terbatas.

“Kalau alat bantu berupa alat monitor cuma ada dua, sementara pasien itu butuh alat bantu dan alat bantu itu terpakai semua. Yang jelas terkait masalah ini, kami pasti evaluasi dan meningkatkan pelayanan supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini,” kata drg Rahmawati.

Seperti diketahui sebelumnya, ada seorang pasien disebut meninggal dalam mobil ambulans yang dibawa dari Puskesmas Parangloe di depan IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa, beberapa waktu lalu. Pasien tersebut diduga lambat mendapat penanganan hingga akhirnya meninggal dunia di depan IGD. –