JAKARTA–Dalam aula sederhana yang terletak di ujung sekolah, puluhan guru dan murid duduk berjejer rapi.
Suasana tampak hening, tapi tangan mereka perlahan mengalun. Dengan bibir terbata, mereka seperti berusaha melafazkan sebuah kata. “Ba…” ucap salah satu murid, sambil mengangkat jari telunjuk.
Ternyata, telunjuk yang menjulang tinggi itu adalah bahasa isyarat huruf hijaiyah “ba” yang sedang dipelajari anak-anak tunarungu atau biasa disapa teman tuli di Sekolah Khusus YKDW 02, Tangerang, Banten pada pertengahan Juni 2024 lalu.
“Aku ingin bisa mengaji,” ujar Keysa dengan bahasa isyarat saat ditanya alasannya begitu semangat mengikuti pelajaran bahasa isyarat Qur’an. Ia adalah salah satu murid di sekolah tersebut.
Direktur Program Laznas PPPA Daarul Qur’an Zainal Umuri mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program “Tuli Mengaji” yang sedang digaungkan lembaganya.
Melalui program ini, Laznas PPPA Daarul Qur’an berupaya mencetak pengajar Al-Qur’an Isyarat dari teman dengar dan teman tuli.
“Kami juga melakukan pelatihan untuk para pengajar Al-Qur’an Isyarat, pembelajaran Al-Qur’an Isyarat bagi teman-teman tuli, dan pengadaan Al-Qur’an Isyarat.
Program ini diharapkan mampu menyasar 17.000 penerima manfaat dalam kurun waktu dua tahun kedepan,” tuturnya.
Kepala Sekolah Khusus YKDW 02 Tangerang Mulyati mengapresiasi program “Tuli Mengaji” yang digulirkan Laznas PPPA Daarul Qur’an.
Ia sangat bersyukur institusinya menjadi salah satu tempat yang dipilih untuk melakukan pelatihan, pembelajaran serta pendistribusian Al-Qur’an Isyarat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Laznas PPPA Daarul Qur’an. Semoga program ini terus berjalan dengan baik agar para guru dan murid-murid tunarungu di sekolah kami bisa terampil membaca dan menghafal melalui Al-Qur’an Isyarat,” harapnya. (pap)