Site icon Ujung Jari

Wabup Gowa Minta Satgas Kerja Lebih Masif Turunkan Prevalensi Stunting

GOWA, UJUNGJARI.COM — Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa meminta agar para satgas, kader posyandu dan penyuluh dapat bergerak masif melakukan pencegahan agar prevalensi stunting turun menjadi 14 persen sesuai target nasional.

Hal itu disampaikan Rauf saat berkunjung di Desa Tanabangka, Kecamatan Bajeng Barat, Sabtu (23/6) siang. Di hadapan sejumlah kader posyandu, penyuluh, satgas stunting desa, Wabup Gowa menyebutkan jika saat ini prevalensi stunting di Gowa sudah di angka 21,1 persen yang semula berada di angka 33 persen.

“Kalau bisa kita turunkan lagi maka insya Allah stunting bisa ditekan. Karena itu mari kita bekerja lebih masif lagi agar 14 persen target nasional bisa kita capai, ” kata Wabup didampingi Camat Bajeng Barat Syamsu Rijal.

Imbauan ini kata Rauf tidak hanya kepada para kader TPPS di Tanabangka tapi semua kader yang ada di seluruh Kabupaten Gowa.

“Pencegahan ini bukan hanya kita sasarkan pada ibu-ibu hamil, ibu-ibu yang sudah melahirkan dan terutama pada anak-anak penderita stunting, tapi juga kepada anak-anak non stunting yang dalam usia tumbuh kembang serta para remaja putra putri yang menyiapkan diri menjadi pasangan orangtua. Kepada ibu hamil, ibu melahirkan, anak-anak stunting maupun non stunting pada intinya adalah perbaikan gizi dengan memberikan makanan bergizi. Begitu juga para remaja persiapan nikah, agar menyiapkan diri menikah pada usia tepat yakni 19 tahun atau usia ambang dewasa. Menikah dibawah usia 19 apalagi dibawah 17 tahun maka akan rentang dengan melahirkan anak stunting sebab kesiapan mental dan fisik tidak ada, ” jelas Wabup.

Karena itu Wabup Gowa menegaskan kepada seluruh satgas stunting juga masyarakat secara umum agar bekerja bersama-sama dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar prevalensi stunting turun.

Terpisah, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gowa Kawaidah Alham mengatakan, pernikahan usia anak adalah salah satu faktor penyebab adanya stunting. Dimana pasangan suami istri dengan usia muda atau usia anak-anak sangat rentang masalah seperti perceraian yang karena tidak siapnya pasangan nikah ini secara lahir batin.

Akibatnya, dampak besar yang dimunculkan adalah anak yang dilahirkan mengalami stunting.

Hal senada dikatakan Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gowa Sofyan Daud. Disebutkannya, prevalensi stunting saat ini turun 11,9 persen atau dari 33 persen (2022) menjadi 21,1 persen (2023).

“Semoga upaya kita semua bisa semakin menurunkan prevalensi hingga mencapai target nasional melakui berbagai program diantaranya inovasi Gassing Nganre dan Dapur Sehat Atasi Stunting dan inovasi lainnya yang dilakukan masing-masing kecamatan,” kata Sofyan Daud yang dihubungi via WhatsApp. –

Exit mobile version