“TIDAKLAH ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah SWT. Dari hari-hari tersebut yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzuljhijjah)… (HR. Bukhari) karena di dalam bulan ini berkumpul amalan-amalan utama; shalat, puasa, qurban dan haji.
Dalam konteks Iduladha, pesan mendasar dalam perintah tersebut adalah agar manusia tidak sesat dalam menjalani hidup.
Untuk itu, harus selalu menjalin kedekatan dengan Allah SWT. dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. Karena manusia mudah sekali teperdaya oleh kenikmatan sesaat yang dijumpai dalam perjalanan hidupnya.
Sebagaimana kita ketahui, sesungguhnya sepanjang manusia dalam hidupnya menyerahkan diri kepada Allah, maka seluruh gerak dan diamnya, tidur dan jaganya, dihitung sebagai langkah-langkah ibadah.
Maka oleh karena itu, Islam cukup besar menaruh perhatiannya terhadap niat yang menyertai amal perbuatan manusia, karena nilai amal manusia pada hakekatnya kembali kepada pelaku-pelakunya, dan sangat tergantung pada niatnya.
Sebagaimana Rasulullah s.a.w. bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal, tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang berhijrah semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya diterima oleh Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang dikejarnya, atau karena perempuan yang akan dikawininya, maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niati.” (H.R. Bukhari, Muslim).
Ada dua peristiwa penting yang secara serempak dilakukan umat Islam di dunia bertepatan dengan Hari Raya Idul qurban.
Pertama, pelaksanaan ibadah haji di Makkatul Mukarramah yang tengah dilakukan saudara-saudara kita.
Kedua, ibadah kurban yang insya Allah kita pun ikut melaksanakannya.
Kurban bermakna melakukan sembelihan hewan kurban yang dilakukan pada momen Idul qurban. Baik hari nahr tanggal 10 Zulhijah ataupun hari tasyrik tanggal 11-13 Zulhijah.
Ibadah kurban yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan kurban pada hakikatnya adalah bentuk ekspresi keimanan dan ketakwaan atas perintah Allah SWT.
Pengamalan kurban ini bersifat ta’abbudi dan harus sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya.
Memang secara fisik yang disembelih adalah hewan kurbannya, tetapi hakikat yang sampai pada-Nya adalah bentuk ketakwaan.
Hikmah yang kedua adalah rasa syukur nikmat kepada Allah SWT. Ibadah kurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Dalam konteks Iduladha, pesan mendasar dalam perintah tersebut adalah agar manusia tidak sesat dalam menjalani hidup. Untuk itu, harus selalu menjalin kedekatan dengan Allah SWT. dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. (#)